adanya keterlibatan banyak komunitas remaja seperti GenRe dan lainnya berkontribusi dalam aksi konvergensi penurunan stunting di Kota Solok.
Pemerintah Kota Solok, Sumatera Barat mendapat penilaian yang sudah sangat baik dengan menetapkan dari 13 kelurahan dijadikan lokus stunting pada tahun 2022 dalam penilaian aksi konvergensi penurunan stunting Sumatera Barat.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Solok Elvi Rosanti di Solok, Minggu menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penilai dan tim panelis yang telah memberikan saran dan masukan kepada Kota Solok dalam percepatan penurunan angka stunting.
“Semoga Kota Solok dapat menjadi lebih baik lagi pada tahun 2023 dan tahun-tahun berikutnya dalam penurunan stunting," kata dia.
Ia juga berharap dengan segala upaya yang dilakukan oleh Pemkot Solok, semoga angka stunting di Kota Solok dapat berkurang dan Kota Solok dapat mencapai target dalam penurunan angka stunting.
Lebih lanjut dikatakan, penilaian tersebut dinyatakan sudah sangat baik karena Kota Solok telah menetapkan dari 13 kelurahan semuanya dijadikan lokus stunting pada tahun 2022.
"Namun menurut tim panelis dalam kegiatan Penilaian Kinerja Pelaksanaan Delapan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di Aula Bappeda Provinsi Sumatera Barat menyatakan tetap harus ada prioritas intervensi di tiap-tiap kelurahan sesuai dengan permasalahan masing-masing," ujar dia.
Selain itu, dalam penilaian ini ada beberapa masukan yang disampaikan oleh tim finalis untuk Kota Solok, yaitu adanya keterlibatan banyak komunitas remaja seperti Generasi Berencana (GenRe) dan komunitas lain untuk kontribusinya dalam aksi konvergensi penurunan stunting di Kota Solok.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang menyatakan bahwa diperkirakan ada korelasi kejadian stunting dengan stunted at birth (panjang bayi kurang dari 48 cm).
Untuk itu, sasaran ibu hamil bisa menjadi salah satu prioritas utama dalam intervensi program untuk menekan angka kejadian stunting di Kota Solok.
Ada juga masukan lain dari tim penalis bahwa meski capaian program ASI Eksklusif di Kota Solok lumayan baik, namun akan lebih bagus jika nanti ada usulan pelatihan konselor menyusui, tidak hanya untuk petugas tapi juga melibatkan dari organisasi masyarakat seperti PKK, Bundo Kanduang, dan lainnya.
Kota Solok juga didorong untuk melahirkan inovasi-inovasi baru terkait capaian program imunisasi dasar lengkap yang belum memenuhi target.
Pada kesempatan itu, Kepala Bappeda Kota Solok Desmon juga menyampaikan tentang indikator penilaian kerja yang telah dilakukan oleh Kota Solok dalam percepatan penurunan stunting.
Di mana ruang lingkup dari penilaian delapan aksi konvergensi penurunan stunting ini meliputi master ansit tools dan analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan Wali Kota tentang percepatan penurunan stunting.
Selanjutnya, pembinaan pelaku dan pemerintahan kelurahan, sistem manajemen data stunting, pengukuran dan publikasi stunting, serta reviu kinerja tahunan yang sudah dilakukan oleh Kota Solok.
Selain itu, penilaian kinerja stunting adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi untuk mengevaluasi kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting menggunakan instrumen penilaian indikator dan periode waktu yang ditentukan.
Penilaian kinerja stunting perlu dilakukan untuk mengukur tingkat kinerja pemerintah daerah, memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah, serta mengevaluasi dan mengapresiasi kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2023. ***3***
Baca juga: Dinkes Solok luncurkan gerakan protein hewani tekan laju stunting
Baca juga: Upaya menurunkan stunting di Solok Selatan
Baca juga: Angka balita stunting di Kabupaten Solok capai 40,1 persen
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023