Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Rabu mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,93 lintang selatan dan 98,57 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 163 km arah barat laut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 35 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia," katanya.
Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Ia menambahkan gempa yang terjadi pada pukul 07.58.38 WIB itu menimbulkan guncangan di daerah Siberut Barat, Kepulauan Mentawai dengan skala intensitas IV MMI (Modified Mercally Intensity), artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah). Gempa juga terasa di daerah Hibala, Nias Selatan, Siberut Utara dengan skala intensitas III - IV MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Ia menambahkan hingga pukul 08.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Daryono mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca juga: BMKG: Gempa Mentawai magnitudo 5,3 tidak berpotensi tsunami
Baca juga: Pakar: Gempa Lempeng Indo-Australia bisa robohkan Ngarai Sianok
Baca juga: Pakar: Gempa magnitudo di atas tujuh bisa sebabkan tsunami
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023