"Kalau proyek besar energi kotor dilanjutkan akan membawa Bumi ke pemanasan global," Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara, Arif Fiyanto, saat memaparkan laporan berjudul "Point of No Return" di Jakarta, Senin.
Dalam laporan itu, Greenpeace menyoroti 14 proyek besar energi kotor dan intensif karbon seperti ekspansi besar tambang batu bara di China, Australia, Amerika Serikat, dan Indonesia.
Penggunaan sumber energi dengan emisi karbon besar semacam itu, ia menjelaskan, bisa membuat rata-rata peningkatan suhu udara yang saat ini 0,8 derajat Celcius naik sampai melebisi batas yang boleh dicapai sebesar dua derajat Celcius.
"Pemanasan rata-rata suhu bisa mencapai empat bahkan paling buruk enam derajat Celcius," katanya.
Kondisi yang demikian bisa meningkatkan muka air laut. "Dampaknya terhadap rakyat di seluruh dunia, terutama negara miskin yang tidak punya kapasitas untuk menanganinya," jelas Arif.
Indonesia, yang menyimpan tiga persen cadangan batu bara dunia, juga harus mengendalikan proyek energi kotornya untuk menekan emisi gas rumah kaca karena mata pencarian sebagian besar penduduknya bergantung pada iklim dan sebagian wilayahnya berpotensi terdampak perubahan iklim.
Ekspansi proyek batu bara di Indonesia, menurut Arif, juga akan menghambat target pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen tanpa dukungan internasional dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2020 mendatang.
(nta)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013