Warga Jepang pada Rabu belajar tari Bali dalam lokakarya yang digelar untuk memperingati Hari Tari Bali pada 1 Juni di Kedutaan Besar RI (KBRI) Tokyo.
Ketua Grup Tari Bali Basundharii dan pengelola Bali Buyou Ami Hasegawa, yang menginisiasi peringatan Hari Tari Bali di Tokyo, menuturkan keinginannya agar seluruh warga Jepang mengetahui tarian Bali.
“Karena saya cinta tarian Bali dan saya ingin semua orang tahu lebih tentang itu,” kata Ami.
Sebagian pengunjung maju ke panggung untuk mengikuti tiap gerakan tarian yang dilakukan Ketua Sanggar Bali Pusaka Anak Agung Ayu Manik.
Pengunjung yang duduk pun terlihat mengikuti gerakan demi gerakan yang tampak baru bagi mereka, mulai dari gerakan tangan, panggul hingga gerakan mata yang khas.
Di sela-sela kegiatan itu, juga ditampilkan berbagai tarian Pulau Dewata yang dibawakan oleh Sanggar Bali Pusaka, Panyang Brama, Sekar Lili dan Sekar Jepun.
Hari Tari Bali merupakan hasil inisiasi komunitas pencinta Bali, Bali Buyou, yang mengajukan 1 Juni sebagai Hari Tari Bali kepada Japan Anniversary Association.
Tanggal 1 Juni dipilih berdasarkan sejarah, yakni saat presiden pertama RI Soekarno membawa misi budaya pada 1 Juni 1964, yang salah satunya mengenalkan tari Bali kepada masyarakat Jepang.
Sebagai perwakilan Federasi Tari Bali di Jepang, Ami mengajukan peringatan itu ke Japan Anniversary Association yang berlokasi di Prefektur Nagano.
“Karena saya ingin tari Bali lebih dikenal, untuk mencapainya saya ingin membuat satu hari peringatan untuk Bali. Itu masuk akal, bukan? Oleh sebab itu, saya menciptakan hari peringatan ini,” ujarnya.
Saat ini, tari Bali telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya tak benda dari Indonesia sejak 2015.
Ami menyebutkan sedikitnya ada 20 kelompok pecinta budaya Bali di Jepang, 17 di antaranya adalah kelompok tari.
“Mereka semua sudah sepakat untuk mendukung agar orang-orang menonton dan mempelajari tari Bali agar dapat terhubung dengan Bali,” katanya.
Dia juga aktif dalam menyelenggarakan program tahunan yang menampilkan budaya Bali di Pulau Enoshima, Prefektur Kanagawa, yakni “Enoshima Bali Sunset” yang cukup populer.
Selain mempelajari tari Bali, pengunjung juga mempelajari destinasi wisata yang ada di sana dan mencicipi kopi khas Nusantara.
Kegiatan tersebut juga diharapkan bisa mengajak warga Jepang mengunjungi Bali sebagai upaya untuk membantu membangkitkan sektor pariwisata pascapandemi.
Baca juga: KBRI kenalkan tari Bali kepada masyarakat Jepang
Baca juga: KBRI Tokyo pastikan tidak ada WNI dideportasi terkait Shinkansen
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023