Gresik (ANTARA News) - Puluhan hektare lahan cabai di Desa Jati Rambe, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, rusak akibat cuaca buruk yang melanda wilayah itu dalam dua pekan terakhir.Kerusakan lahan cabai diakibatkan tingginya curah hujan dalam dua pekan terakhir ini, dan akibatnya saya mengalami kerugian sekitar Rp50 juta/hektare, dengan total lahan 10 hektare,"
Salah satu pemilik lahan H Mustofa di Gresik, Selasa mengatakan, kerusakan lahan cabai membuat kerugian hingga Rp50 juta/hektare.
"Kerusakan lahan cabai diakibatkan tingginya curah hujan dalam dua pekan terakhir ini, dan akibatnya saya mengalami kerugian sekitar Rp50 juta/hektare, dengan total lahan 10 hektare," ucapnya.
Ia menjelaskan, kerusakan lahan cabai terlihat dari buah yang dihasilkan yakni membusuk, sedangkan daun cabai masih terlihat hijau.
"Sebelum dipanen, sejumlah buah cabai sudah berguguran sendiri dan terlihat membusuk, hal ini membuat cabai mudah terserang hama atau penyakit tanaman," tuturnya.
Sementara petani cabai lainnya Rosidi mengaku, dalam keadaan normal dirinya bisa mendapatkan sebanyak 13 ton cabai atau 20 ribu batang untuk sekali panen persatu hektare lahan.
"Namun akibat tingginya curah hujan, membuat petani hanya mampu mendapatkan 200 kilogram persatu hektare lahan ketika panen," ujarnya.
Sementara itu, kerusakan lahan cabai di wilayah Gresik mengakibatkan harga cabai di pasaran wilayah Gresik naik dari awalnya Rp9 ribu/kg menjadi Rp11 ribu/kg.
"Permintaan cabai di pasar Gresik sangat tinggi, hal ini mengakibatkan harga di pasaran naik menjadi Rp11 ribu/kg, tapi petani tidak bisa memenuhi permintaan pasar karena kerusakan lahan," kata Rosidi.
(KR-ZIZ/C004)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013