"Oleh sebab itu kontribusi desainer pakaian lokal sangat sedikit, apalagi karena keterbatasan tersebut mereka mengalami diskriminasi," kata Taruna pada jumpa pers Indonesia Fashion Week 2013 di Jakarta, Selasa.
Taruna menjelaska, usaha yang dilakoni para desainer ini tergolong kecil, salah satunya akibat terbatasnya bahan baku.
"Mereka pun membeli bahan baku secara ritel, bukan grosir, padahal produk ritel harganya sudah dinaikkan hingga 400 persen dibandingkan harga aslinya," ungkap Taruna.
Taruna mengatakan kendala ini membuat desainer Indonesia sulit dikenal di dunia fesyen internasional.
"Bagaimana mau dikenal di luar negeri kalau dalam negeri sendiri tidak dikenal. Sementara itu produk-produk fesyen asing terus diimpor oleh masyarakat Indonesia dan menyudutkan karya desainer Indonesia," imbuh Taruna.
(M048)
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013