Head of Content Analysis & Research Kaspersky Lab. Darya Gudkova dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu, mengatakan laporan itu dirilis berdasarkan riset Kaspersky Lab sepanjang 2012.
China, yang pada 2011 bahkan tidak masuk dalam 20 teratas negara penyebar spam, menduduki tempat pertama dengan menyumbang 19,5 persen dari seluruh email spam 2012.
Spam yang berasal dari Amerika Serikat naik 13,5 poin menjadi 15,6 persen dan berada di tempat kedua.
Asia tetap menjadi daerah pengirim spam terbanyak dimana tahun lalu, jumlah email sampah dari Asia naik 11,2 poin menjadi 50 persen dari total email sampah dunia.
"Indonesia sendiri berada di sepuluh besar negara penyebar spam yakni di peringkat ketujuh dengan persentase sebesar 3,1 persen," katanya.
Menurut dia, meningkatnya kontribusi spam dari Amerika Serikat menempatkan Amerika Utara di posisi kedua dalam daftar 10 teratas dengan 15,8 persen, naik 2 persen dari 2011.
Di saat yang sama, jumlah spam yang berasal dari Amerika Latin turun 8 poin menjadi 11,8 persen.
Eropa dilaporkan juga mengalami penurunan peringkat yang mana pada 2012, jumlah spam yang berasal dari Eropa Barat dan Timur adalah 15,1 persen, hampir setengah dari jumlah spam pada 2011.
"Pada 2012, persentase spam dalam setahun menurun dan pada tiga bulan terakhir 2012 jumlahnya tetap di bawah 70 persen," katanya.
Pihaknya memperkirakan penurunan itu adalah hasil perpindahan gradual para pengiklan dari spam ke alat promosi lain yang lebih nyaman dan legal untuk mengiklankan barang dan jasa.
Namun, hal ini tidak berarti spam akan hilang dalam waktu dekat karena spam berbahaya, penipuan dan iklan barang ilegal tidak serta merta berpindah ke platform legal, karena sifat dasar kriminalnya.
"Kami memperkirakan pada 2013 hanya akan ada sedikit penurunan jumlah spam."
"Alasan utama menurunnya jumlah spam adalah karena peningkatan perlindungan anti-spam secara keseluruhan," katanya.
(H016/S025)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013