Branding Wonderful Indonesia belum seimbang

8 Februari 2013 21:58 WIB

Ini hasil evaluasi kami bahwa branding dan tema Wonderful Indonesia pada dasarnya telah mampu meningkatkan pertumbuhan pasar pariwisata baik wisnus maupun wisman tapi masih belum seimbang,"

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan branding dan tema pariwisata Wonderful Indonesia belum seimbang dengan pengembangan dan penataan produk serta daya tarik wisata.

"Ini hasil evaluasi kami bahwa branding dan tema Wonderful Indonesia pada dasarnya telah mampu meningkatkan pertumbuhan pasar pariwisata baik wisnus maupun wisman tapi masih belum seimbang," kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kemenparekraf M. Faried Moertolo di Jakarta, Jumat.

Ia menilai branding tersebut belum seimbang dengan aspek kebersihan, ketertiban, dan keamanan di hampir setiap destinasi dan daya tarik wisata di Indonesia yang ditawarkan kepada wisatawan.

Menurut Faried hal itu berakibat pada menurunnya daya saing destinasi pariwisata di tanah air.

"Ini mengakibatkan daya saing destinasi kita turun baik dalam lingkup dan skala regional, nasional, bahkan internasional, dan ini memang tantangan kita selanjutnya," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya ke depan akan terus melakukan dan memfasilitasi promosi destinasi pariwisata untuk mendorong pergerakan perjalanan wisatawan.

Selain itu, ia menekankan pentingnya pengemasan informasi destinasi pariwisata di daerah yang harus menyajikan kejelasan jenis wisata yang ditawarkan, aksesibilitas, dan akomodasi.

"Ketiga hal tersebut harus diupayakan kelengkapan identitasnya termasuk dalam hal penulisan alamat meliputi nama jalan, telepon, email, dan identitas lain," katanya.

Menurut dia, luasnya wilayah Indonesia mendorong pentingnya pengembangan dan pemantapan citra (branding) di setiap destinasi wisata andalan.

"Branding di setiap daerah juga harus menyesuaikan dengan potensi pariwisata dan kekhasannya, serta dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan dengan perencanaan promosi jangka panjang yang dilegalkan oleh Perda," katanya.

Hal yang juga tak kalah penting menurut Faried yakni pemanfaatan teknologi informasi yang harus dioptimalkan mengingat perannya yang semakin besar saat ini.

Ia meminta agar upaya penanganan usaha pariwisata harus berdasarkan sistem teknologi informasi dimana setiap destinasi harus memiliki website, home page, email, dan jejaring sosial media.

"Ini akan memperkuat branding kita," demikian M. Faried Moertolo.


(H016,N002)



Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013