• Beranda
  • Berita
  • Capai pendapatan tertinggi, Pertamina bukukan laba bersih 3,81 M dolar

Capai pendapatan tertinggi, Pertamina bukukan laba bersih 3,81 M dolar

6 Juni 2023 20:44 WIB
Capai pendapatan tertinggi, Pertamina bukukan laba bersih 3,81 M dolar
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memaparkan kinerja Pertamina dalam "Media Briefing Capaian Kinerja 2022 PT Pertamina (Persero)", Jakarta, Selasa (6/62023). (ANTARA/Bayu Saputra)

PT Pertamina (Persero) berhasil mencetak pendapatan tertinggi sepanjang sejarah berdirinya Perseroan dengan membukukan laba bersih sebesar 3,81 miliar dolar AS atau setara dengan Rp56,61 triliun pada tahun 2022.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pencapaian tersebut menandai peningkatan 86 persen dibandingkan laba bersih pada 2021 yang tercatat 84,89 miliar dolar AS atau setara Rp1.262,34 triliun.

“Tahun 2022 bisa kita tutup dengan kinerja tertinggi dalam sejarah Pertamina, kita membukukan keuntungan 3,81 miliar dolar AS ekuivalen Rp56,61 triliun, revenue meningkat 48 persen menjadi 85 miliar dolar AS, jadi ini sekitar ⅓ nya dari APBN," kata Nicke di Jakarta, Selasa.

Hal itu ia sampaikan dalam "Media Briefing Capaian Kinerja 2022 PT Pertamina (Persero)" yang digelar di Graha Pertamina, Jakarta.

Lebih lanjut, Nicke memaparkan pendapatan Pertamina secara keseluruhan sebesar 84,89 miliar dolar AS atau setara Rp1.262,34 triliun.
Sedangkan untuk Pendapatan Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi atau EBITDA sebesar 13,59 miliar dolar AS atau setara Rp202,14 triliun.

EBITDA Perseroan mengalami kenaikan sebesar 47 persen secara tahunan (yoy).

Nicke menegaskan, pencapaian tersebut bukan disebabkan karena suatu kebetulan (windfall) atau pengaruh lonjakan komoditas harga minyak mentah Indonesia atau ICP, melainkan karena faktor kontribusi para staf dan efektifitas biaya (cost).

“Ada yang mengatakan, oh ini kan karena pengikatan karena ICP, kalau dikatakan bahwa kurs itu tinggi, kita pernah mengalami kurs tinggi juga di beberapa tahun. Kita ICP juga pernah di atas 100, tapi pencapaian tidak demikian, kalau kita liat yang paling memberikan kontribusi sebetulnya di cost, kalau kita lihat, persen dari biaya di tahun 2012, tahun 2014 sekitar 93-94 persen, tapi di tahun 2022 ini hanya 89 persen itu ada penghematan 4 persen sampai 5 persen," ujar Nicke.

Baca juga: DPR apresiasi peran Pertamina hulu energi menjaga ketahanan energi

Baca juga: RUPST Pertamina Geothermal setujui bagi dividen 30 juta dolar AS

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023