Kelenteng Padang jadi tempat wisata mlek

10 Februari 2013 06:48 WIB
Kelenteng Padang jadi tempat wisata mlek
ilustrasi Lampion Ular Air Lampion berbentuk ular air dan kembang api memeriahkan Perayaan Imlek bertema 'Seaside Chinese Festival' di Promenade Danau Monumen, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (9/2). (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean) ()
Padang (ANTARA News) - Kelenteng See Hin Kiong di kota Padang menjadi tempat wisata dadakan menjelang perayaan imlek pada 10 Februari 2013.

Sejak Sabtu malam, banyak wisatawan yang datang ke tempat peribadatan warga Tionghoa itu menjalang pergantian tahun ular air imlek 2564.

Venny, warga jalan Padang Pasir kota Padang, mengaku datang ke kelenteng yang terletak di jalan Kelenteng, Kecamatan Padang Selatan tersebut untuk menyaksikan pertunjukan barongsai yang biasanya dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

"Ingin lihat barongsai," ujar gadis berusia 22 tahun tersebut yang datang bersama dua temannya.

Selain melihat dan mengabadikan ritual sembahyang warga Tionghoa, mereka juga berfoto di sekitar tempat sembahyang dan lilin yang diletakkan di depan pintu masuk dengan menggunakan kamera telepon seluler.

Suasana tersebut juga diiringi lantunan musik mandarin dari pengeras suara. Semakin malam, warga yang berkunjung baik untuk beribadah maupun hanya sekedar melihat-lihat dan berfoto ria semakin ramai.

Suasa pergantian tahun baru imlek ini juga mengundang perhatian wisatawan asal Jerman Elianora Mulyukova. "Suasananya sangat mengesankan, dan ini belum pernah saya temui di Negara saya," ujar mahasiswi HAWK University of Applied Sciences and Arts Jerman tersebut.

"Ada terdapat warga Tionghoa di sekitar tempat tinggal saya di Jerman, namun tidak ada kawasan pecinaan, dan tidak ada lilin serta lampion seperti di sini," katanya menambahkan.

Wanita yang baru empat hari berada di kota Padang ini bahkan tertarik untuk mempelajari budaya Tionghoa setelah melihat tempat peribadatan dan cara umat Buddha bersembahyang.

"Ini sangat unik, dan acara malam ini sangat luar biasa," katanya.
(ANT)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013