"Kebersihan diri yang buruk dan keringat berlebihan dapat mempercepat pertumbuhan jamur dan menyebabkan infeksi jamur pada kulit kita," kata Avi melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Adapun faktor-faktor lainnya, lanjut dia, seperti tinggal di iklim tropis, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, kelebihan berat badan, dan menderita penyakit kronis seperti diabetes. Menurutnya, baik pria maupun wanita, anak-anak maupun orang dewasa, sama-sama berisiko terkena infeksi jamur kulit.
Avi menjelaskan, ada tiga jenis jamur yang biasanya menyebabkan infeksi yaitu dermatofita, malassezia, dan candida.
Dermatofita menyerang kulit, rambut, dan kuku, terutama pada bagian tubuh yang mengandung keratin, sedangkan malassezia adalah penyebab paling umum dari pityriasis versicolor atau panu di Indonesia.
Sementara itu, candida dapat menyebabkan berbagai infeksi kulit dengan tampilan yang berbeda-beda, tergantung pada jenis jamur yang menyebabkan infeksi.
Adapun gejala infeksinya, menurut Avi, tergantung pada jamur yang menginfeksi, bisa berupa bercak putih, merah, atau kehitaman, yang bisa juga disertai gatal, bersisik, pecah-pecah, kering, hingga benjolan yang berisi cairan.
“Misalnya panu, itu biasanya pasien yang datang keluhannya ‘kok kulitnya belang-belang’ dan semakin lama semakin banyak, biasanya tidak mengeluhkan gatal atau bisa juga gatal ketika berkeringat,” imbuh Avi.
Baca juga: Jalan-jalan di musim hujan, pakai tabir surya & waspadai infeksi jamur
Agar kulit terhindar dari infeksi jamur, Avi pun menyarankan untuk menjaga kebersihan diri termasuk mencuci tangan secara teratur dan mengeringkan kulit secara menyeluruh setelah mandi atau berkeringat.
Kemudian, jangan berbagi barang pribadi seperti handuk atau pakaian dengan orang lain. Selain itu, apabila memiliki hewan peliharaan, pastikan untuk menjaga bulu hewan tetap bersih dan kering, serta jangan biarkan hewan peliharaan bersentuhan dengan hewan atau lingkungan yang terinfeksi.
Hal tersebut penting dilakukan sebab infeksi jamur kulit dapat menyebar secara tidak langsung melalui kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi seperti handuk, pakaian, tempat tidur, dan hewan peliharaan.
Jika Anda mencurigai diri Anda terinfeksi jamur, segera cari bantuan medis agar jamur tidak menyebar dan menjadi lebih parah yang pada akhirnya berpotensi menyebabkan komplikasi seperti kerusakan kulit atau infeksi bakteri sekunder.
Adapun perawatan infeksi jamur kulit biasanya melibatkan penggunaan obat antijamur. Obat spesifik yang diresepkan akan tergantung pada jenis jamur yang menyebabkan infeksi.
Secara umum, krim, salep, atau pil antijamur digunakan untuk membunuh jamur dan meredakan gejala. Pada beberapa kasus, kombinasi obat mungkin diperlukan untuk mengobati infeksi secara efektif.
Salah satu obat antijamur yang bisa digunakan adalah Kalpanax krim dan salep yang tersedia dalam ukuran 5 gram dan 10 gram. Krim Kalpanax mengandung bahan aktif berupa miconazole nitrate 2 persen yang merupakan pembasmi jamur sampai ke akarnya.
"Teman-teman harus waspada dan lebih aware, karena kita tidak tahu kalau ada orang lain terkena apa dan mungkin kondisi kita juga tidak fit, jadi lebih baik stok Kalpanax untuk berjaga-jaga,” ujar Brand Manager Kalpanax Metti Nurmalasari.
Baca juga: Ketahui gejala infeksi jamur pada "miss v"
Baca juga: Tips aman memilih pakaian bekas menurut dokter
Baca juga: Waspadai infeksi jamur dan tips sehat di musim hujan
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023