PT PGN Tbk, sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero), menyebutkan pembangunan infrastruktur gas bumi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan dilaksanakan secara bertahap dalam lima tahapan.PGN selaku pelaksana penugasan Pertamina untuk pengembangan gas di IKN, siap berkolaborasi dengan Otorita IKN serta pemangku kepentingan lain
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar dalam keterangannya di Jakarta, Senin mengatakan tahapan pembangunan infrastruktur gas bumi yang ditujukan untuk pemenuhan energi sektor komersial dan rumah tangga itu sesuai pertumbuhan penduduk di IKN Nusantara yang ditetapkan oleh Bappenas.
"Pada tahap 1 dan tahap 2, pembangunan infrastruktur gas di IKN akan memanfaatkan moda beyond pipeline yaitu CNG atau LNG dan disebut skenario bridging. Sedangkan, tahap 3 hingga 5, akan menggunakan pipa penyalur yang sumber gasnya berasal dari pipa Senipah-Balikpapan sebagai skenario utama," ujarnya saat Puncak Acara Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di IKN Nusantara, Kalimantan Timur, Sabtu (10/6/2023).
Menurut dia, PGN mendukung penuh program strategis pemerintah dalam mengembangkan IKN Nusantara di Kalimantan Timur melalui penyediaan energi yang bersih.
Ia mengatakan pihaknya menerapkan keseimbangan Tiga Pilar (Trilema) Energi dalam utilisasi gas bumi di IKN yang mana gas bumi memiliki peran sebagai energi transisi menuju target net zero emission (NZE).
Trilema Energi itu meliputi Energy Security (Secure & Reliable), Energy Equity (Affordable & Available), dan Environmental Sustainability (Green & Clean).
Dengan prinsip Energy Security, PGN mengelola pasokan energi dalam negeri yang didistribusikan secara luas dan efektif, serta menjaga keandalan infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan.
Untuk Energy Equity, PGN ingin menciptakan kemudahan akses dan keterjangkauan pasokan gas bumi untuk masyarakat.
Sedangkan, melalui Environmental Sustainability, PGN menciptakan pemanfaatan energi gas bumi yang bersih dan ramah lingkungan.
Achmad menambahkan PGN telah merambah wilayah Kaltim dalam utilisasi gas bumi, sehingga dalam pengembangannya dapat menjangkau IKN Nusantara.
Di wilayah Kaltim, PGN mengelola penyaluran gas secara terintegrasi meliputi pipa transmisi Senipah-Balikpapan; jargas di Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Bontang, dan Kota Balikpapan; pipa transmisi Tanjung Santan-KM53-SKG Bontang; SPBG Balikpapan; LNG Filling Station Bontang, dan LNG ritel ke industri dan komersial.
Potensi kebutuhan gas bumi di IKN mencapai 12,6 BBTUD hingga tahap 5 dengan menurunkan emisi 45.852 ton CO2 per tahun.
Achmad juga mengatakan untuk suplai gas di IKN, PGN akan menyediakan dari lapangan di Kaltim melalui pipa Senipah-Balikpapan.
Kemudian, dapat pula menggunakan LNG filling station milik PGN berkapasitas 12,8 BBTUD dengan alokasi gas tersedia 4-7 BBTUD.
Sedangkan, SPBG Balikpapan yang dioperasikan Pertamina Retail memiliki kapasitas 1 BBTUD dengan ketersediaan 0,2-0,4 BBTUD.
PGN juga masih memiliki alokasi LNG Kayan sebesar 5 BBTUD, dengan alokasi tersedia 2,5 BBTUD.
Pemenuhan gas bumi di IKN oleh PGN mengacu pada Kebijakan Energi IKN berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022, yang direncanakan menggunakan campuran gas hidrogen dan gas alam sebagai sumber dari gas kota agar sejalan visi IKN yang berkonsep NZE.
"PGN selaku pelaksana penugasan Pertamina untuk pengembangan gas di IKN, siap berkolaborasi dengan Otorita IKN serta pemangku kepentingan lain. PGN juga siap melayani dan menyalurkan gas bumi untuk sektor yang lainnya di wilayah Kalimantan Timur," ujar Achmad.
Ia menambahkan gas bumi merupakan energi transisi yang lebih bersih dan ramah lingkungan, sehingga pemanfaatannya di IKN akan membawa manfaat positif serta sejalan dengan visi Indonesia menuju NZE pada 2060.
"Gas bumi menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dibanding dengan BBM. Selain itu, gas bumi berasal dari dalam negeri, maka devisa negara untuk kebutuhan impor energi dapat dihemat. Terakhir, konsumen akan mendapatkan produk dan layanan energi yang praktis, andal, nyaman dan aman. Harga gas juga lebih kompetitif dibanding energi lainnya," sebut Achmad.
Baca juga: PGN "buyback" obligasi senilai Rp7,43 triliun guna perkuat bisnis
Baca juga: PGN berkomitmen selesaikan pipa gas ke KIT Batang tepat waktu
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023