ST010 merupakan seri surat berharga syariah negara (SBSN) ritel kedua yang diterbitkan pada tahun 2023 dalam dua pilihan, yaitu seri ST010T2 (tenor dua tahun) dan Green Sukuk Ritel-Sukuk Tabungan seri ST010T4 (tenor empat tahun). Total penerbitan untuk ST010 sebesar Rp15 triliun dengan rincian ST010T2 sebanyak Rp11,7 triliun dan ST010T4 senilai Rp3,3 triliun.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan melaporkan animo masyarakat sangat tinggi untuk berinvestasi di ST010. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan baik secara langsung maupun daring sepanjang masa penawaran ST010.
Penjualan ST010 kali ini didukung dengan kampanye dan kegiatan edukasi ke masyarakat secara langsung di pulau Sumatera dan Jawa, serta optimalisasi media sosial untuk memberikan informasi tentang investasi di pasar keuangan, khususnya investasi di surat berharga negara (SBN) ritel.
Penjualan Sukuk Tabungan seri ST010 menjadi penjualan dengan nominal terbesar sejak penerbitan Sukuk Tabungan. Peminat Sukuk Tabungan seri ST010T4 sangat tinggi, dengan kuota maksimal Rp3,3 triliun habis pada hari ke 14 dari total 26 hari penawaran Sukuk Tabungan.
Berdasarkan rentang nominal pemesanan, baik ST010T2 maupun ST010T4, jumlah investor terbanyak berada pada rentang Rp5 juta sampai Rp100 juta (46,01 persen untuk ST010T2 dan 45,75 persen untuk ST010T4), dengan volume pemesanan terbesar pada rentang di atas Rp1 miliar (47,2 persen untuk ST010T2 dan 56,44 persen untuk ST010T4.
Kemudian berdasarkan gender, baik ST010T2 maupun ST010T4 jumlah investor didominasi oleh investor perempuan masing-masing sebesar 58,76 persen dan 52,75 persen. Namun demikian dari sisi volume pemesanan, ST010T2 didominasi oleh investor laki-laki sebesar 50,59 persen sedangkan ST010T4 sebesar 57,64 persen.
Jika dilihat berdasarkan wilayah pemesanan, ST010 kembali menjangkau seluruh provinsi di wilayah Indonesia. Baik ST010T2 maupun ST010T4, pemesanan didominasi wilayah Indonesia bagian barat (selain DKI Jakarta) dengan jumlah investor 25.402 orang (60,46 persen) dan volume pemesanan Rp5,64 triliun (48,22 persen) untuk ST010T2 serta 8.027 investor (61,13 persen) dan volume pemesanan Rp1,63 triliun (49,54 persen) untuk ST010T4.
Sementara berdasarkan Profesi, baik ST010T2 maupun ST010T4 jumlah investor didominasi pegawai swasta yaitu sebesar 36,58 persen dan 37,79 persen, sedangkan nominal pemesanan didominasi wiraswasta masing-masing sebesar 38,25 persen dan 41 persen.
Jumlah investor baru ST010T2 dan ST010T4 terhadap SBN Ritel tercatat sebanyak 16.135 investor dengan total volume pemesanan Rp2,905 triliun. Tetapi jika dibandingkan terhadap SBSN Ritel, jumlah investor baru sebesar 21.475 investor dengan total volume pemesanan Rp4,362 triliun.
Baca juga: Menggali dana pembiayaan hijau demi mengatasi perubahan iklim
Baca juga: Menkeu sebut sukuk ritel hijau telah diterbitkan Rp20,8 triliun
Baca juga: Mansek: Obligasi ritel akan resilien seiring naiknya investor domestik
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023