• Beranda
  • Berita
  • Analis: Sentimen pasar terhadap rupiah masih tunggu hasil rapat FOMC

Analis: Sentimen pasar terhadap rupiah masih tunggu hasil rapat FOMC

13 Juni 2023 15:20 WIB
Analis: Sentimen pasar terhadap rupiah masih tunggu hasil rapat FOMC
Ilustrasi - Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/pri.)
Analis ICDX Revandra Aritama menganggap sentimen pasar terkait rupiah vs dolar AS masih menunggu hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

"Banyak kabar yang menyebut potensi The Fed untuk menahan nilai suku bunga cukup besar mengingat nilai suku bunga saat ini cukup tinggi dan kondisi ekonomi internal AS yang dikabarkan kurang baik. Jika benar hasil rapat FOMC menahan nilai suku bunga, maka rupiah memiliki peluang untuk menguat cukup besar mengingat faktor fundamental ekonomi Indonesia cukup baik," kata Revandra ketika ditanya Antara, Jakarta, Selasa.

Gubernur Bank Indonesia (BI) disebut juga telah menyebutkan faktor yang menyebabkan peluang rupiah menguat cukup besar, yaitu pertumbuhan ekonomi tanah air yang tinggi, inflasi yang terkendali, pembayaran cadangan devisa yang relatif rendah, dan imbal hasil obligasi dan aset keuangan yang menarik.

Sebelumnya, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan rupiah mungkin berbalik menguat terhadap dolar AS hari in, tapi masih di fase konsolidasi karena ada peluang besar The Fed akan mengumumkan jeda menaikkan suku bunga acuannya di pertemuan Kamis (14/6) dinihari nanti.

"Naiknya ekspektasi ini karena pelaku pasar memperkirakan data inflasi konsumen bulan Mei 2023 yang akan dirilis malam ini, akan menunjukkan penurunan ke angka 4,1 persen dari sebelumnya 4,9 persen. Dengan menurunnya inflasi ini, artinya tekanan untuk menaikkan suku bunga acuan untuk menurunkan inflasi berkurang," ujar Aris.

Begitu pula dengan Analis Mata Uang Lukman Leong yang menilai pelemahan rupiah pada hari ini karena investor masih anxious dan cenderung wait and see menjelang data penting inflasi Amerika Serikat malam ini dan Federal Open Market Committee (FOMC) besok, Rabu (13/6).

"Namun, pelemahan rupiah akan terbatas dan mungkin bs rebound di sesi kemudian, didukung oleh permintaan SBN (Surat Berharga Negara) yang masih kuat, tercermin dari imbal hasil obligasi Indonesia yg masih turun," ungkap Lukman.

Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah mengalami pelemahan 0,00 persen atau 0,5 poin menjadi Rp14.863 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.862,5 per dolar AS.

Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp14.853 per dolar AS hingga Rp14.879 per dolar AS

Baca juga: Dolar mundur jelang data inflasi AS, yuan jatuh saat suku bunga turun
Baca juga: Yuan terpuruk 286 basis poin menjadi 7,1498 terhadap dolar AS
Baca juga: Minyak naik di Asia dipicu "bargain hunting" jelang keputusan Fed AS

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023