• Beranda
  • Berita
  • Empat anak tewas jelang kedatangan siklon Biparjoy ke India, Pakistan

Empat anak tewas jelang kedatangan siklon Biparjoy ke India, Pakistan

13 Juni 2023 20:51 WIB
Empat anak tewas jelang kedatangan siklon Biparjoy ke India, Pakistan
Ilustrasi - Siklon. ANTARA/NASA.
Sebanyak empat anak laki-laki tenggelam di laut lepas Mumbai pada Selasa ketika India dan Pakistan mulai mengevakuasi orang-orang dari daerah pesisir, dua hari sebelum siklon Biparjoy diperkirakan mencapai daratan.

Badai siklon Biparjoy diprediksi akan menjadi badai yang parah dan tiba di antara Mandvi, Provinsi Gujarat, India, dan Karachi, Pakistan, pada Kamis malam.

Ahli meteorologi memperkirakan kecepatan angin maksimum mencapai 125-135 kilometer per jam, dan dapat berhembus hingga 150 kilometer per jam.

"Empat anak laki-laki tenggelam di pantai Juhu pada Senin malam (12/6). Sejauh ini, kami telah menemukan dua mayat, dan pencarian masih berlangsung untuk menemukan dua lainnya," kata seorang pejabat polisi di Mumbai, selatan Gujarat.

Gelombang tinggi di Laut Arab, disertai hujan lebat dan angin kencang menghantam wilayah pesisir Gujarat, menumbangkan pepohonan dan mengakibatkan runtuhnya tembok yang menewaskan tiga orang di distrik Kutch dan Rajkot, menurut otoritas setempat.

Delapan distrik di pantai Gujarat diperkirakan akan terkena dampaknya, kata pemerintah negara bagian. Kegiatan penangkapan ikan juga telah diberhentikan hingga Jumat dan sekolah-sekolah telah mengumumkan hari libur.

Gujarat adalah tempat yang banyak terdapat instalasi minyak lepas pantai dan pelabuhan utama di negara itu. Sebagian besar kegiatan operasi di tempat-tempat tersebut telah diberhentikan sementara.

Badai topan tahun 1998 menewaskan sedikitnya 4.000 orang dan menyebabkan kerusakan ratusan juta dolar di Gujarat.

Komisaris Mitigasi Bencana Darurat Alok Kumar Pandey mengatakan bahwa lebih dari 20.500 orang telah dievakuasi dari distrik pesisir dan evakuasi diharapkan selesai pada Selasa malam.

Sementara itu di Pakistan, pasukan paramiliter dan otoritas sipil setempat juga mulai memindahkan orang ke tempat penampungan dan kamp bantuan, yang didirikan di sekolah dan gedung pemerintah lainnya, kata Menteri Perubahan Iklim Sherry Rehman.

Kapal dan perahu telah dipindahkan dari beberapa daerah di pantai Pakistan sementara rumah sakit di wilayah tersebut dalam keadaan siaga, ujar Rehman.

Ketua Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan mengatakan sekitar 100.000 orang akan dievakuasi pada Rabu pagi.

Dua pelabuhan terbesar India, Kandla dan Mundra, telah menghentikan operasinya, kata pemerintah negara bagian setempat. Pelabuhan lain, termasuk Bedi, Navlakhi, Porbandar, Okha, Pipavav, dan Bhavnagar juga ditutup sementara karena topan.

Reliance Industries, perusahaan yang mengoperasikan kompleks kilang minyak terbesar di dunia di Jamnagar, Gujarat, menyatakan kejadian ini sebagai peristiwa yang tidak dapat dihindarkan (force majeure) serta menghentikan kegiatan ekspor solar dan produk minyak lainnya dari pelabuhan Sikka Gujarat.

Sementara bisnis pelabuhan Adani Ports mengatakan pihaknya menunda operasi kapal pada Senin di Mundra, pelabuhan komersial terbesar India yang memiliki terminal impor batu bara terbesar di negara itu, dan juga di pelabuhan Tuna dekat Kandla.

Penjaga Pantai India mengatakan telah mengevakuasi 50 personel dari kilang minyak di lepas pantai Gujarat bernama Key Singapore, yang dimiliki oleh Shelf Drilling yang berbasis di Dubai, serta saat ini bekerja untuk Cairn Oil & Gas (Vedanta Ltd.), menurut data dari laman situs Shelf Drilling.

Baca juga: Puluhan ribu warga India, Bangladesh dievakuasi hindari Badai Amphan
Baca juga: Rohingya terdampak badai tak dapat bantuan karena kewarganegaraan
Baca juga: Bangladesh alami pemadaman listrik terburuk akibat Siklon Mocha


Sumber: Reuters

Pewarta: Resinta Sulistiyandari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023