Sebagaimana tertulis dalam rilis pers, Kamis, pembaruan nota kesepahaman ditandatangani oleh Kepala BSSN Letjen (Purn.) Hinsa Siburian dan CEO Huawei Indonesia Guo Hailong, serta disaksikan oleh Huawei Global Cybersecurity and Privacy Officer Sean Yang.
Penandatanganan tersebut dilaksanakan Rabu (14/6) waktu setempat, di sela kunjungan BSSN ke Kantor Pusat Huawei di Shenzen dan Pusat Transparansi Keamanan Siber dan Perlindungan Privasi Huawei di Dongguan, China.
Hinsa menyampaikan apresiasinya kepada Huawei atas implementasi kerja sama yang telah dilakukan dengan baik dan telah banyak membantu dalam peningkatan kapabilitas baik bagi personil maupun pemangku kepentingan BSSN.
“Sesuai dengan implementasi quadhelix dalam Strategi Keamanan Siber dan Sandi, sektor privat juga memiliki peran penting dalam mengamankan ruang siber nasional, sehingga kerja
sama antara BSSN dengan Huawei perlu terus dilakukan," ucap Hinsa dalam rilis pers, Kamis.
Baca juga: BSSN sebut BSI perlu digital forensik dan terbuka terkait peretasan
Hinsa mengatakan pihaknya berharap Huawei dapat terus berpartisipasi dan meningkatkan literasi keamanan siber bagi masyarakat sebagai salah satu bagian dari gerakan nasional #Jaga ruang siber.
Selain itu, dia juga berharap pelatihan keamanan siber dapat terus dilakukan sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.
"Kami juga berharap pengembangan kompetensi bagi SDM di BSSN dan juga stakeholder BSSN baik yang bersifat teknis maupun manajerial dapat terus dilakukan untuk menghasilkan
SDM keamanan siber yang andal dan kompeten," ucap Hinsa.
Sementara itu, Sean Yang menekankan pentingnya upaya pengamanan dari ancaman siber di era digital saat ini. Dia menyerukan kolaborasi antar pemain industri untuk berbagi praktik-praktik terbaik, serta peningkatan kemampuan kolektif di bidang tata kelola, standar, teknologi, dan verifikasi.
Dalam dunia digital saat ini, kata dia, keamanan siber menjadi kian penting. Sebagai sebuah industri, sangat penting bagi Huawei untuk untuk menggabungkan kekuatan, bertukar praktik terbaik, dan meningkatkan kemampuan kolektif di berbagai bidang seperti tata kelola, standar, teknologi, dan verifikasi.
"Kita harus menanamkan kepercayaan kepada masyarakat umum maupun regulator terkait keamanan produk dan layanan yang mereka gunakan sehari-hari. Dengan bekerja bersama-sama, kita dapat mencapai keseimbangan yang tepat antara keamanan dan pengembangan di lanskap yang semakin digital ini," ujarnya
Guo Hailong juga menyampaikan apresiasinya terhadap penguatan kerja sama antara Huawei dan BSSN.
"Pembaruan nota kesepahaman ini merupakan satu lagi tonggak penting dalam inisiatif keamanan siber bersama kami, yang sejalan dengan tujuan kami untuk menjalin kemitraan quad-helix yang lebih luas antara pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas," kata dia.
Sejak penandatanganan Nota Kesepahaman pertama di tahun 2019, BSSN berkolaborasi dengan Huawei telah melaksanakan lebih dari 90 program, mulai dari CyberHub Fest, seminar Keamanan 5G, Tech Day bersama perguruan tinggi, seminar TIK/Keamanan Siber, hingga seminar PSIRT/CSIRT dan seminar Indeks KAMI beserta program sertifikasi terkait.
Program-program tersebut telah menjangkau lebih dari 23.300 peserta dari 14 kementerian dan lembaga pemerintahan, 11 perguruan tinggi, 14 asosiasi, dan banyak pelaku industri lainnya.
Cyber Security and Privacy Officer (CSPO) Huawei Indonesia Syarbeni menjelaskan bahwa dalam bidang keamanan siber akan menghadapi tantangan yang kompleks, yang tidak bisa diuraikan hanya dengan berfokus pada salah satu titik lemah, sehingga kerja sama sangat diperlukan.
Untuk dapat mengatasi tantangan keamanan siber, kata dia, dibutuhkan pendekatan yang sistematik dan mencakup seluruh industri serta masyarakat luas.
"Kita perlu membangun kemampuan kolektif serta menggabungkan kekuatan kita, agar dapat secara efektif memperkuat keamanan siber dan perlindungan privasi melalui pertukaran praktik terbaik dan kerja sama yang erat," ucap dia.
Berdasarkan Nota Kesepahaman yang diperbarui, Huawei dan BSSN akan membentuk sebuah komite untuk merancang dan melaksanakan kerja sama tersebut.
Kedua belah pihak juga akan melebarkan dan memperluas kolaborasi mereka hingga ke aspek di luar peningkatan kapasitas, serta bekerja sama untuk memfasilitasi pembelajaran lanjutan, sertifikasi profesional, dan peningkatan kompetensi dalam hal-hal terkait keamanan siber.
Selama lebih dari 23 tahun hadir di Indonesia, Huawei memiliki lebih dari 2.300 karyawan yang 90 persen di antaranya merupakan SDM lokal, dan turut berkontribusi kepada perekonomian nasional.
Dengan berpegang pada empat pilar dalam komitmen Huawei “I Do”, Huawei mendorong laju transformasi digital di Indonesia melalui kolaborasi dengan para pemangku kepentingan ekosistem.
Melalui pilar “I Do Contribute”, Huawei bermitra dengan berbagai instansi serta Lembaga, termasuk Kantor Staf Presiden (KSP), untuk berkontribusi dalam melahirkan 100.000 talenta digital Indonesia berkompetensi dalam waktu lima tahun, sebagai fondasi yang kokoh dari sebuah angkatan kerja yang siap menghadapi masa depan.
Sejauh ini, lebih dari 80.000 talenta Indonesia telah menerima manfaat dari program-program yang dilaksanakan Huawei.
Acara penandatanganan tersebut turut dihadiri oleh Direktur Operasi Keamanan Siber Andi Yusuf, Plt. Direktur Strategi Keamanan Siber dan Sandi Sigit Kurniawan, Direktur Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN) Marsekal Pertama R. Tjahyo Khurniawan, serta Cyber Security and Privacy Officer dari Huawei Indonesia Syarbeni.
Baca juga: BSSN - BPKP luncurkan Tim Tanggap Insiden Siber
Baca juga: BSSN harapkan Kaltim maksimalkan program sertifikat elektronik
Baca juga: BSSN resmi luncurkan NCSC 2023 untuk keamanan nasional
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023