Seperti yang diperkirakan secara luas, BoJ mempertahankan target suku bunga jangka pendek -0,1 persen dan batas 0,0 persen pada imbal hasil obligasi 10-tahun yang ditetapkan di bawah kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC).
Yen jatuh secara luas setelah keputusan tersebut dan mencapai level terendah baru 15 tahun di 153,97 per euro, memperpanjang penurunan lebih dari 1,0 persen di sesi sebelumnya.
Terhadap dolar AS, mata uang Jepang terakhir sekitar 0,25 persen lebih rendah pada 140,66 yen.
Investor sekarang menunggu konferensi pers Gubernur BoJ Kazuo Ueda (06.30 GMT) untuk pandangannya tentang inflasi, prospek kebijakan dan penurunan yen yang diperbarui.
"Sementara keputusan itu sendiri bukan kejutan besar, beberapa peserta ... memperkirakan penyesuaian YCC, dan pasar keuangan bereaksi dengan harga saham yang lebih tinggi dan yen yang lebih lemah," kata Hirofumi Suzuki, kepala strategi valas di SMBC.
"Fokusnya sekarang adalah apakah kerangka YCC akan disesuaikan seiring dengan revisi naik prospek inflasi pada pertemuan kebijakan moneter Juli."
Di tempat lain, euro siap untuk minggu terbaiknya dalam beberapa bulan setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan biaya pinjaman ke level tertinggi 22 tahun dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut yang akan datang.
Itu dan beberapa data ekonomi AS yang lemah membuat dolar jatuh secara luas karena para pedagang mengurangi taruhan mereka tentang seberapa tinggi suku bunga AS perlu dinaikkan.
Euro berdiri di dekat level tertinggi satu bulan di 1,0942 dolar, setelah melonjak lebih dari 1,0 persen pada Kamis (15/6/2023) menyusul kenaikan suku bunga dan pedoman ke depan yang hawkish dari ECB.
Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan pada konferensi pers bahwa kenaikan suku bunga lain pada Juli sangat mungkin terjadi dan bahwa bank sentral masih memiliki "dasar untuk menutupi" untuk mencegah inflasi yang tinggi.
"Kejutan hawkish terbesar adalah revisi naik untuk 2024 dan terutama perkiraan inflasi 2025," kata ekonom di Deutsche Bank dalam sebuah catatan.
"Ekspektasi dasar kami adalah kenaikan akhir 25 basis poin pada Juli ke suku bunga terminal 3,75 persen. Risiko tetap jelas meningkat."
Sterling naik ke puncak lebih dari satu tahun di 1,2794 dolar pada awal perdagangan Asia dan terakhir dibeli 1,2784 dolar, karena para pedagang juga meningkatkan taruhan bahwa Bank Sentral Inggris kemungkinan akan menaikkan suku bunga untuk pertemuan ke-13 berturut-turut minggu depan.
Keputusan kebijakan moneter ECB datang sehari setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga tidak berubah, menghentikan serangkaian 10 kenaikan suku bunga berturut-turut. Namun, The Fed juga mengisyaratkan bahwa biaya pinjaman mungkin masih perlu dinaikkan sebanyak setengah persentase poin hingga akhir tahun ini.
Tetapi serangkaian data pada Kamis (15/6/2023) membuat pasar menentang pandangan tersebut, karena aktivitas ekonomi di Amerika melambat dan inflasi mereda.
Produksi di pabrik-pabrik AS hampir terhenti pada Mei karena manufaktur berjuang di bawah beban suku bunga yang lebih tinggi, sementara harga impor AS juga turun bulan lalu.
Sebuah laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran tidak berubah pada penyesuaian musiman 262.0000 untuk pekan yang berakhir 10 Juni, di atas perkiraan para ekonom untuk 249.000 klaim.
Namun, penjualan ritel AS secara tak terduga naik pada Mei, karena konsumen meningkatkan pembelian kendaraan bermotor dan bahan bangunan.
Greenback tergelincir setelah rilis data dan jatuh ke level terendah satu bulan di 102,08 terhadap sekeranjang mata uang pada Kamis (15/6/2023). Indeks dolar terakhir berdiri di 102,21.
Dalam mata uang lainnya, dolar Australia stabil di 0,6882 dolar AS, tidak jauh dari level tertinggi empat bulan di 0,6893 dolar AS yang dicapai di sesi sebelumnya. Kiwi naik 0,02 persen menjadi 0,6236 dolar AS.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023