Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama budaya Jawa-Bali demi melestarikan nilai-nilai kebudayaan dua daerah itu dalam kehidupan sehari-hari serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kerja sama ini memiliki tujuan utama membangkitkan kembali hubungan kesejarahan antara tanah Jawa dan Bali yang secara historis terbangun sejak ribuan tahun lalu," kata Wayan Koster dalam acara Temu Budaya Jawa-Bali untuk Indonesia di Sanur, Denpasar, Bali, Jumat.
Wayan juga menyebut hubungan kultural Jawa-Bali bisa terlihat pada kemiripan aksara Jawa yang terdiri atas 20 huruf dan dikenal dengan Honocoroko serta aksara Bali yang terdiri atas 18 huruf dan dikenal dengan Hanacaraka.
Kemiripan lainnya juga terlihat pada wayang Jawa dan wayang Bali serta kemiripan pada filosofinya.
Baca juga: Koster memastikan Ganjar hadir dalam jalan sehat sapa masyarakat Bali
Hubungan kultural antara Jawa dan Bali telah terjalin sejak zaman Kerajaan Majapahit. Kala itu, sebagian orang Bali keturunan Jawa pindah ke Bali dengan membawa budayanya dan berkontribusi terhadap peradaban dan kehidupan masyarakat Bali.
Namun, kedekatan budaya tersebut harus dijaga dan dikawal agar tak tergerus arus perkembangan zaman yang sangat dinamis.
"Jangan sampai peradaban ini punah karena runtuhnya peradaban atau meruntuhkan sendi sendi kehidupan masyarakat. Dalam konteks inilah diperlukan langkah strategis untuk merajut kembali hubungan budaya Jawa dan Bali agar bisa bangkit kembali guna memperkokoh budaya nusantara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika," jelas Koster.
Pada kesempatan itu, Ganjar Pranowo mengatakan para pendiri bangsa pernah menyampaikan bahwa masyarakat harus memiliki kekuatan untuk menjaga budaya sekaligus mengembangkannya.
"Kalau kita tidak pernah mengembangkan, kalau kita tidak pernah mencintai, jangan-jangan kita akan ditekan oleh kekuatan luar yang pasti akan pelan pelan menggerus," kata Ganjar.
Baca juga: Ganjar Pranowo sebut kanal LaporGub bantu mempercepat pembangunan
Dia juga memuji ketahanan Bali sebagai benteng budaya dan hal yang sama juga diterapkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Surakarta.
"Bali ini juga salah satu tempat di Indonesia menjadi bentengnya budaya, bentengnya ada di sini. Sama, kami mencoba di Jawa Tengah. Solo sebagai episentrum budaya," katanya.
Kelestarian budaya Bali juga masih sangat terjaga dengan terbukti siapa saja yang datang ke Bali pasti akan tertarik.
"Bahkan, budayanya begitu kuat sehingga semua orang harus mengikuti apa-apa yang ada di Bali. Ini sungguh luar biasa," kata Ganjar.
Ganjar juga mengajak semua pihak untuk aktif berperan melaksanakan MoU tersebut, karena hal itu akan membawa banyak dampak positif terhadap seluruh lapisan masyarakat.
"Kolaborasi dua daerah inilah yang harapan kami bisa menyejahterakan masyarakat. Ada seninya, ada budayanya, ada pariwisatanya, ada ekonominya; yang pasti dasar budayanya tidak boleh kita tinggalkan," ujarnya.
Baca juga: Ganjar siapkan diversifikasi pangan hadapi El Nino
"Kerja sama ini memiliki tujuan utama membangkitkan kembali hubungan kesejarahan antara tanah Jawa dan Bali yang secara historis terbangun sejak ribuan tahun lalu," kata Wayan Koster dalam acara Temu Budaya Jawa-Bali untuk Indonesia di Sanur, Denpasar, Bali, Jumat.
Wayan juga menyebut hubungan kultural Jawa-Bali bisa terlihat pada kemiripan aksara Jawa yang terdiri atas 20 huruf dan dikenal dengan Honocoroko serta aksara Bali yang terdiri atas 18 huruf dan dikenal dengan Hanacaraka.
Kemiripan lainnya juga terlihat pada wayang Jawa dan wayang Bali serta kemiripan pada filosofinya.
Baca juga: Koster memastikan Ganjar hadir dalam jalan sehat sapa masyarakat Bali
Hubungan kultural antara Jawa dan Bali telah terjalin sejak zaman Kerajaan Majapahit. Kala itu, sebagian orang Bali keturunan Jawa pindah ke Bali dengan membawa budayanya dan berkontribusi terhadap peradaban dan kehidupan masyarakat Bali.
Namun, kedekatan budaya tersebut harus dijaga dan dikawal agar tak tergerus arus perkembangan zaman yang sangat dinamis.
"Jangan sampai peradaban ini punah karena runtuhnya peradaban atau meruntuhkan sendi sendi kehidupan masyarakat. Dalam konteks inilah diperlukan langkah strategis untuk merajut kembali hubungan budaya Jawa dan Bali agar bisa bangkit kembali guna memperkokoh budaya nusantara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika," jelas Koster.
Pada kesempatan itu, Ganjar Pranowo mengatakan para pendiri bangsa pernah menyampaikan bahwa masyarakat harus memiliki kekuatan untuk menjaga budaya sekaligus mengembangkannya.
"Kalau kita tidak pernah mengembangkan, kalau kita tidak pernah mencintai, jangan-jangan kita akan ditekan oleh kekuatan luar yang pasti akan pelan pelan menggerus," kata Ganjar.
Baca juga: Ganjar Pranowo sebut kanal LaporGub bantu mempercepat pembangunan
Dia juga memuji ketahanan Bali sebagai benteng budaya dan hal yang sama juga diterapkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Surakarta.
"Bali ini juga salah satu tempat di Indonesia menjadi bentengnya budaya, bentengnya ada di sini. Sama, kami mencoba di Jawa Tengah. Solo sebagai episentrum budaya," katanya.
Kelestarian budaya Bali juga masih sangat terjaga dengan terbukti siapa saja yang datang ke Bali pasti akan tertarik.
"Bahkan, budayanya begitu kuat sehingga semua orang harus mengikuti apa-apa yang ada di Bali. Ini sungguh luar biasa," kata Ganjar.
Ganjar juga mengajak semua pihak untuk aktif berperan melaksanakan MoU tersebut, karena hal itu akan membawa banyak dampak positif terhadap seluruh lapisan masyarakat.
"Kolaborasi dua daerah inilah yang harapan kami bisa menyejahterakan masyarakat. Ada seninya, ada budayanya, ada pariwisatanya, ada ekonominya; yang pasti dasar budayanya tidak boleh kita tinggalkan," ujarnya.
Baca juga: Ganjar siapkan diversifikasi pangan hadapi El Nino
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023