• Beranda
  • Berita
  • IPO nilai tindakan politik Zulhas berdampak baik ke elektabilitas PAN

IPO nilai tindakan politik Zulhas berdampak baik ke elektabilitas PAN

16 Juni 2023 21:51 WIB
IPO nilai tindakan politik Zulhas berdampak baik ke elektabilitas PAN
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. (ANTARA/HO-Humas PAN)
Direktur Indonesian Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai tindakan politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) berdampak positif terhadap elektabilitas partai tersebut.

"Aktivitas dan progresivitas Zulhas dengan menginisiasi koalisi, menawarkan cawapres, bahkan yang pertama menawarkan Ganjar sebagai capres sangat berdampak pada elektabilitas PAN; sehingga elektabilitas PAN berdasarkan hasil survei IPO terakhir berada di tujuh besar," kata Dedi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dedi menyampaikan hal tersebut dalam rilis survei IPO bertajuk "Peta Elektoral Koalisi Partai & Capres-Cawapres Jelang Pemilu 2024" di Jakarta, Jumat.

Baca juga: PAN sebut Erick Thohir kuda hitam terkait hasil survei Indikator

Dalam hasil survei terbaru IPO itu, elektabilitas PAN konsisten berada di peringkat tujuh dengan persentase 5 persen, sebagaimana hasil survei di bulan Maret 2023. Sementara itu, pada hasil survei IPO pada Oktober 2022, elektabilitas PAN berada di urutan sembilan sebesar 2,1 persen.

Ke depan, Dedi menilai PAN perlu melanjutkan tindakan politik Zulhas untuk meningkatkan elektabilitas partai.

"Berkaca dari hasil tadi, semestinya PAN tetap melanjutkan inisiasi-inisiasinya. Misalnya, membentuk poros keempat, keluar dari Prabowo, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo; karena Golkar dan PAN sudah cukup untuk mengusung capres sendiri," tambahnya.

Baca juga: Yandri: PAN semakin yakin usung Erick Thohir sebagai bakal cawapres

Dalam hasil survei terbaru IPO tersebut, ditemukan bahwa 10 besar tingkat elektabilitas parpol ditempati oleh PDI Perjuangan (21,5 persen); Partai Gerindra (19,7 persen); Partai Golkar (9,3 persen); Partai Demokrat (9,2 persen); PKB (7,7 persen); Partai NasDem (7,5 persen); PAN (5 persen); PKS (4,8 persen); Perindo (4,5 persen); serta PPP (2,1 persen).

Survei IPO tersebut menerapkan teknik wawancara bersifat hibrida, yakni secara tatap muka terhadap 480 responden dan melalui sambungan telepon terhadap 720 responden.

Metode tersebut memiliki ambang batas kesalahan sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengambilan sampel survei dilakukan menggunakan teknik multistage random sampling atau pengambilan sampel bertingkat.

Baca juga: Survei ASI: Elektabilitas Zulkifli Hasan naik usai gabung koalisi
 

Untuk diketahui, pendaftaran bakal capres dan cawapres dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), pasangan capres dan cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, ada 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Baca juga: PAN tidak panik terkait hasil survei elektabilitas menurun

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023