• Beranda
  • Berita
  • Pengamat nilai pembelian alutsista strategi tepat kuatkan pertahanan

Pengamat nilai pembelian alutsista strategi tepat kuatkan pertahanan

18 Juni 2023 16:02 WIB
Pengamat nilai pembelian alutsista strategi tepat kuatkan pertahanan
Arsip foto - Gambar yang diambil dari video dan disiarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, memperlihatkan dua pesawat perang Prancis Mirage 2000 dan Rafale dilacak oleh jet tempur Rusia Su-27 di ruang udara internasional di atas Laut Hitam, Kamis (9/12/2021). Video diambil pada tanggal 9 Desember 2021. ANTARA/Reuters/Russian Defence Ministry
Pengamat militer Apep Agustiawan menilai pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) oleh Kementerian Pertahanan merupakan strategi yang tepat untuk menguatkan pertahanan Indonesia, baik di tatanan regional maupun global.
 
"Pembelian alutsista merupakan strategi yang tepat dan sesuai dengan konstitusi. Pembelian alutsista merupakan bentuk nyata Kementerian Pertahanan dalam melaksanakan fungsi pembangunan kekuatan TNI, bahkan fungsi ini merupakan amanah UUD NRI Tahun 1945," kata Apep dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
 
UUD NRI Tahun 1945, lanjut dia, telah mengatur bahwa tujuan negara Indonesia, di antaranya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta ikut melaksanakan ketertiban dunia.
 
Apep menilai pembelian alutsista, seperti yang terbaru 12 pesawat Mirage 2000-5 seharga Rp4,7 triliun merupakan harga yang ideal.
 
"Angkanya (harga) masih sangat ideal, terlebih jika kita melihat betapa pentingnya kebutuhan keamanan dan fungsionalnya," ujar dia.
 
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6), telah menyampaikan alasan pembelian 12 unit Mirage 2000-5 atau pesawat tempur bekas Angkatan Udara Qatar adalah untuk memenuhi kebutuhan pesawat tempur Indonesia.
 
Ia juga mengatakan bahwa saat ini banyak pesawat tempur yang dimiliki Indonesia kondisinya sudah tua dan harus diperbarui (refurbished). Di sisi lain, Indonesia juga sudah memesan pesawat jenis Dassault Rafale, tetapi proses kedatangannya cukup memakan waktu.
 
"Sudah kita pesan, Rafale, 42 (unit) dari Prancis, tetapi kita tanda tangan baru berapa minggu yang lalu, berapa bulan (yang lalu). Datangnya nanti yang pertama itu 3 tahun lagi, paling cepat. Nanti skuadron itu akan operasional mungkin 5 tahun sampai 6 tahun lagi," katanya.
 
Oleh sebab itu, kata Prabowo, Indonesia membutuhkan pesawat tempur untuk memenuhi kesiapan tempur TNI Angkatan Udara.

Baca juga: DPR RI dorong Kementerian Pertahanan tingkatkan perawatan alutsista
Baca juga: Pengamat dorong revitalisasi alutsista

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023