• Beranda
  • Berita
  • Hyundai akan investasi Rp1,2 kuadriliun pada 2032 untuk pertumbuhan EV

Hyundai akan investasi Rp1,2 kuadriliun pada 2032 untuk pertumbuhan EV

21 Juni 2023 08:40 WIB
Hyundai akan investasi Rp1,2 kuadriliun pada 2032 untuk pertumbuhan EV
Logo Hyundai. ANTARA/Reuters.
Perusahaan otomotif asal Korea Selatan Hyundai Motor Co., mengumumkan akan menginvestasikan 109,4 triliun won (Rp1,2 kuadriliun) hingga tahun 2032.

Investasi tersebut untuk mengamankan posisi terdepan perusahaan di pasar mobilitas masa depan global, sambil berusaha menjual 2 juta model kendaraan listrik (EV) secara keseluruhan pada tahun 2030.

Rencana investasi Hyundai Motor dan target penjualan kendaraan listrik tersebut meningkat dari 95,5 triliun won dan 1,87 juta unit, masing-masing, yang diumumkan pada Maret tahun lalu.

Dari total investasi yang direncanakan, Hyundai akan menghabiskan 35,8 triliun won untuk elektrifikasi yang meliputi pengembangan baterai, sementara sisanya akan dialokasikan untuk pengembangan arsitektur modular generasi berikutnya untuk kendaraan listrik dan peningkatan kapasitas produksi kendaraan listrik.

Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden dan Chief Executive Hyundai Motor, Chang Jae-hoon, dalam briefing CEO Investor Day tahun ini.

Baca juga: Penjualan Hyundai Motor naik 7,8 persen pada Mei berkat model SUV

Dalam strategi bisnis jangka menengah hingga panjang yang diberi nama Hyundai Motor Way, perusahaan berencana untuk mengembangkan Integrated Modular Architecture (IMA) dan platform EV generasi kedua yang akan menggantikan Electric-Global Modular Platform (E-GMP) yang saat ini dimiliki oleh Hyundai Motor Group.

Dengan IMA, perusahaan berharap dapat menstandarisasi modul dan bagian-bagian antara model-model yang ada untuk lebih memperluas skala ekonomi dan secara signifikan mengurangi biaya pengembangan kendaraan listrik.

Platform kendaraan listrik generasi berikutnya akan digunakan pada 13 model kendaraan listrik baru yang akan diluncurkan oleh Hyundai Motor, merek independennya yaitu Genesis, dan anak perusahaan Hyundai yang lebih kecil yaitu Kia Corp. hingga tahun 2030, demikian disampaikan perusahaan dalam sebuah pernyataan.

IONIQ 5 dan IONIQ 6 milik Hyundai dibangun di atas platform E-GMP, dengan IONIQ 7 berbasis platform yang sama dijadwalkan akan dirilis tahun depan. Genesis GV60 SUV, serta SUV EV6 dan EV9 dari Kia juga menggunakan platform E-GMP.

Pada bulan Juli, Hyundai berencana untuk meluncurkan model kendaraan listrik berperforma tinggi pertamanya, yaitu IONIQ 5 N, di pasar domestik untuk memperkuat jajaran produk kendaraan listriknya.

Untuk merespons permintaan kendaraan listrik yang semakin meningkat, Hyundai mengatakan bahwa mereka tidak hanya membangun pabrik baru khusus untuk kendaraan listrik, tetapi juga memanfaatkan pabrik mesin pembakaran internal yang sudah ada.

Saat ini, perusahaan telah memproduksi kendaraan listrik di pabrik-pabriknya di Amerika Serikat, Korea Selatan, Republik Ceko, dan India, dan mereka berencana untuk mengubah jalur produksi tambahan sesuai dengan permintaan pasar.

Pabrik kendaraan listrik khusus pertama milik Hyundai, yaitu Hyundai Motor Group Metaplant America dengan kapasitas 300.000 unit per tahun, sedang dalam tahap konstruksi di Georgia, Amerika Serikat, dan diharapkan dapat memulai operasional pada paruh kedua tahun 2024.

Pabrik kendaraan listrik khusus lainnya sedang dibangun di Korea dengan tujuan memulai produksi pada tahun 2025.

Hyundai memperkirakan bahwa lebih dari 50 persen penjualan kendaraan mereka di Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa akan berupa kendaraan bertenaga baterai pada tahun 2030 jika rencana Hyundai Motor Way berjalan lancar.

Sementara itu, perusahaan mengatakan bahwa mereka akan dengan aktif menghadapi risiko-risiko yang dihadapi dalam proses transformasi menjadi penyedia solusi mobilitas masa depan.

Hyundai berencana untuk merombak fasilitas produksinya di Tiongkok, pasar otomotif terbesar di dunia, dan melakukan perubahan pada jajaran produk untuk membalikkan keadaan, demikian disampaikan dalam pernyataan tersebut.

Setelah penjualan pabrik pertamanya di Tiongkok pada tahun 2021 dan penutupan pabrik kelima di Tiongkok pada tahun 2022, Hyundai berencana untuk menghentikan produksi di satu pabrik lainnya tahun ini.

Dua pabrik yang dihentikan produksinya akan dijual, dan dua pabrik yang tersisa akan fokus pada ekspansi ekspor ke pasar-pasar negara berkembang.

Jumlah model Hyundai yang tersedia di Tiongkok akan dikurangi dari 13 menjadi delapan, dengan fokus pada SUV dan model Genesis mewah, demikian disiarkan Yonhap, Selasa (20/6).

Baca juga: Harga MG4 EV lebih murah Rp100 juta dibandingkan Hyundai Ioniq 5

Baca juga: Chip Samsung terbaru otaki sistem infotainment mobil Hyundai mendatang

Baca juga: Hyundai siapkan dana untuk investasi kendaraan listrik

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023