Sampah jadi kendala wujudkan Bali bersih

23 Februari 2013 09:53 WIB
Sampah jadi kendala wujudkan Bali bersih
Pulau Bali (istimewa)
Denpasar (ANTARA News) - Timbulan sampah dan abrasi pantai menjadi salah satu kendala mewujudkan Bali menjadi Pulau bersih dan hijau (Bali Green Province) yang telah dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Pencanangan itu bertepatan dengan pelaksanaan konferensi program lingkungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau UNEP yang dihadiri menteri lingkungan hidup sedunia tahun 2010," kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, berbagai upaya dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan berbagai komponen untuk mewujudkan Bali bersih dan hijau yang menjadi dambaan bagi masyarakat.

Bali yang memiliki luas 5.632,86 km2, berpenduduk 3,9 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,73 persen berupaya mengatasi permasalahan yang timbul, terutama menyangkut bidang lingkungan hidup.

Timbulan sampah di Bali rata-rata 10.192 meter kubik per hari, 6.500 meter kubik di antaranya sampah perkotaan dan 3.692 meter kubik sampah pedesaan.

Sampah perkotaan tersebut belum berhasil ditangani secara tuntas, terutama di luar tempat penampungan akhir (TPA) di Bali.

Demikian pula, lanjutnya, abrasi pantai pada tahun 2011 tercatat 102,47 km meningkat 0,5 km (0,49 persen) dibanding tahun sebelumnya.

Meskipun masalah sampah dan abrasi belum berhasil ditangani secara tuntas, namun indek kualitas lingkungan hidup di Bali kini mencapai 99,65 persen, suatu prestasi yang sangat menggembirakan, karena menjadi terbaik dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.

Rata-rata capaian standar pelayanan minimal bidang lingkungan di Pulau Dewata selama 2011 sebesar 92 persen, sehingga melampaui rata-rata sasaran nasional sebesar 66 persen.

Raport sementara menunjukkan range berkisar merah hingga hijau, yang menggambarkan tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup relatif sudah baik, karena tidak ada yang memperoleh peringkat hitam.

Demikian pula penyusunan status lingkungan hidup daerah pada tahun 2011 meraih peringkat empat tingkat nasional, tutur Ketut Teneng.
(ANT)




Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013