Kebakaran gudang yang memiliki luas 300 meter persegi itu hingga Senin pagi belum sepenuhnya padam.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun puluhan ton tumpukan limbah tebu kering yang disiapkan sebagai bahan bakar ketel-ketel penggilingan pada musim panen tebu, Mei mendatang, rusak dan tak bisa digunakan lagi.
Pihak PG Mojopanggung belum bisa memperkirakan kerugian materiil yang ditimbulkan akibat kebakaran tersebut.
"Kalau melihat kerusakannya (bangunan) dan volume ampas tebu yang tidak semuanya hancur, kerugian sepertinya tidak terlalu banyak. Gudang penyimpanan ampas tebu, ini salah satu aset milik PG Mojopanggung yang nilainya paling kecil," kata Ketua Serikat Pekerja PG Mojopanggung, Rudi.
Kebakaran di salah satu gudang penyimpanan ampas tebu PG Mojopanggung dilaporkan terjadi sejak Minggu (24/2) malam sekitar pukul 22.00 WIB.
Api yang belum diketahui sumber penyebabnya itu kemudian dengan cepat berkobar melalap seluruh isi gudang yang memang mudah terbakar.
Pihak PG Mojopanggung sudah berupaya menjinakkan si jago merah dengan menyemprotkan air dari kolam-kolam penampungan air di sekitarnya menggunakan disel, namun tidak berhasil sehingga beberapa mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Tulungagung datang membantu sekitar pukul 24.00 WIB.
"Kobaran Api bisa dipadamkan sekitar pukul 06.00 WIB, tapi asap masih terus muncul di hampir semua area karena sekam yang ada di tumpukan bagian dalam diperkirakan masih menyala. Perlu waktu lama untuk memadamkan seluruh potensi kebakaran yang bisa muncul lagi sewaktu-waktu," kata salah seorang tenaga pemadam kebakaran dari Unit PMK Pemkab Tulungagung, Mardiyanto.
Sampai berita ini ditulis, tujuh unit pemadam kebakaran masih terus berupaya memadamkan potensi api yang ada di keseluruhan area gudang dengan cara menyemprotkan air dan mengurai tumpukan ampas tebu kering yang telah dikemas rapi menyerupai kotak-kotak jerami.
Sebagian tembok gudang bahkan sampai dijebol untuk memudahkan puluhan tenaga PMK maupun petugas PG Mojopanggung dalam menyemprotkan air ke tumpukan limbah tebu yang menggunung setinggi empat meter dan memanjang dari depan hingga belakang gudang.
(KR-SAS)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013