"Kami sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel, Rabu (21/6).
"Ada laporan yang meresahkan tentang kekerasan pemukim ekstremis terhadap warga sipil Palestina, termasuk kematian seorang anak Palestina dan korban cedera lainnya," katanya, menambahkan.
"Kami berharap pemerintah Israel memastikan pertanggungjawaban penuh dan tuntutan hukum bagi mereka yang bertanggung jawab atas serangan ini, selain kompensasi atas hilangnya rumah dan harta benda," ujar dia.
AS pun mengkritisi keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan pembangunan 1.000 rumah permukiman baru di Eli, Tepi Barat.
"Kami sudah bersikap sangat jelas tentang hal ini bahwa tindakan sepihak seperti ini pembangunan permukiman hanya akan memicu ketegangan dan dan merusak prospek solusi dua negara," kata Patel.
Patel menegaskan bahwa AS akan berupaya membantu memulihkan ketenangan.
Dia mengatakan Asisten Menteri Luar Negeri urusan Timur Dekat Barbara Leaf melakukan kunjungan ke kawasan itu untuk bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina.
Di Yerusalem, Leaf akan bertemu dengan para pemimpin politik dan militer senior Israel untuk membahas bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama, termasuk memperluas dan memperdalam integrasi Israel ke Timur Tengah.
Kesempatan itu juga akan dimanfaatkan untuk membatasi perilaku Iran yang dianggap mengganggu stabilitas.
Sementara di Ramallah, Leaf akan menemui para pemimpin senior Palestina guna membahas isu-isu prioritas, termasuk upaya AS untuk mendukung rakyat Palestina.
Patel turut mengutuk serangan terhadap pemukim Israel oleh dua pria bersenjata Palestina di dekat permukiman ilegal di Tepi Barat pada Selasa (20/6) dan menegaskan bahwa "tidak ada pembenaran untuk terorisme".
Sedikitnya empat pemukim Israel tewas dalam penembakan yang terjadi sehari setelah serangan mematikan yang dilakukan oleh pasukan Israel.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengingatkan Israel agar bertanggung jawab atas peningkatan serangan mematikan dalam beberapa bulan terakhir serta berulangnya serangan Israel ke kota-kota Palestina.
"Kami telah berbicara di berbagai tingkatan dengan lawan bicara kami di Israel untuk membuat mereka menyadari tanggung jawab mereka sebagai penguasa pendudukan," kata wakil juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa Farhan Haq kepada wartawan.
"Kami juga tentu berhubungan dengan negara-negara yang bersangkutan termasuk anggota Dewan Keamanan, sehingga mereka menyadari hal ini dan kebutuhan, sekali lagi bagi Israel untuk menegakkan tanggung jawabnya," kata dia, menambahkan.
Menurut Haq, PBB telah menegaskan perlunya mengakhiri pendudukan serta dukungannya untuk solusi dua negara.
Sedikitnya 175 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal 2023, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Sebanyak 25 orang Israel juga tewas dalam serangan terpisah selama periode yang sama.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Tiga warga Palestina tewas dalam serangan 'drone' dekat Jenin
Baca juga: Israel lanjutkan pembangunan 1.000 rumah di permukiman Tepi Barat
Penggerebekan tentara Israel di Tepi Barat, 5 warga Palestina tewas
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023