• Beranda
  • Berita
  • Penyandang disabilitas harapkan pelatihan kebencanaan

Penyandang disabilitas harapkan pelatihan kebencanaan

25 Februari 2013 18:11 WIB

Kami minta perhatian pemerintah....

Banda Aceh (ANTARA News) - Para penyandang disabilitas di Kota Banda Aceh meminta pemerintah atau instansi terkait agar memberikan pelatihan tentang kebencanaan terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di kawasan rawan bencana.

"Kami minta perhatian pemerintah juga melatih tentang kesiapsiagaan bencana bagi penyandang disabilitas," kata Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) DPC Kota Banda Aceh Syarifuddin di Banda Aceh, Senin.

Ia menyatakan selama ini kelompok disabilitas kurang diperhatikan untuk dilatih cara menghadapi bencana alam seperti tsunami.

"Itu penting, sebab tidak sedikit penyandang disabilitas di Kota Banda Aceh khususnya berdomisili di pesisir pantai yang rawan tsunami, selain gempa dan kebakaran," katanya menambahkan.

Penyandang disabilitas, kata Syarifuddin masih dianggap kelompok masyarakat yang "terlupakan" dan diharapkan kedepan memperoleh perhatian pemerintah terutama dalam pembinaan.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Saa`duddin Djamal meminta instansi terkait segera membuat program untuk memberikan pelatihan terutama bidang kesiapsiagaan bencana bagi kelompok disabilitas di daerah ini.

"Kita sudah bertekad untuk mewujudkan Banda Aceh sebagai kota peradaban. Kota yang berperadaban berupa menghargai mereka dari kelompok yang lemah termasuk penyandang disabilitas didalamnya," kata Illiza.

Sementara itu, anggota Komisi III DPR RI HM Nasir Djamil meminta perhatian pemerintah khususnya di Aceh memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelompok disabilitas di daerahnya masing-masing.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu juga menyerahkan sebanyak 30 unit radio kepada warga penyandang disabilitas di Kota Banda Aceh.

"Bantuan radio ini dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan Syariat Islam bagi penyandang cacat/disabilitas di Aceh," katanya menjelaskan.

Sebab, HM Nasir menjelaskan dengan keadaan fisik yang tidak normal itu maka mereka tentu sulit untuk menghadiri ceramah ceramah keislaman.

"Jadi dengan radio mereka bisa mendengarnya di rumah masing masing sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang Syariat Islam," kata Nasir Djamil.
(ANT)


Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013