• Beranda
  • Berita
  • Mayoritas sekolah di Kabupaten Mukomuko belum miliki toilet

Mayoritas sekolah di Kabupaten Mukomuko belum miliki toilet

26 Februari 2013 23:59 WIB
Mayoritas sekolah di Kabupaten Mukomuko belum miliki toilet
Ilustrasi. (washjeff.edu)

Banyak SD yang sudah lama dibangun tetapi belum ada toilet, namun tidak kegiatan untuk itu, jadi kepala sekolah yang harus memikirkan dan menganggulanginya,"

Mukomuko (ANTARA News) - Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengungkapkan hampir mayoritas sekolah terutama tingkat SD di daerah tersebut yang belum memiliki toilet menyusul tidak adanya dana dari APBD setempat untuk membangun fasilitas itu.

"Banyak SD yang sudah lama dibangun tetapi belum ada toilet, namun tidak kegiatan untuk itu, jadi kepala sekolah yang harus memikirkan dan menganggulanginya," kata Kabid Kabid Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Apani, di Mukomuko, Selasa.

Ia menyebutkan, di daerah itu sebanyak 129 SD/MI, 56 SMP/MTS, 20 SMA/MA, dan enam SMK di daerah itu, namun mayoritas sekolah itu belum ada toilet, kecuali beberapa sekolah yang membangun sendiri toilet untuk siswanya.

"Ada beberapa sekolahh itu kreatif mengunakan dana swadaya dari wali murid untuk membangun toilet karena sekolah sendiri tidak ada kegiatan untuk membangunnya," katanya.

Ia menjelaskan, hanya di unit sekolah baru (USB) saja yang dibangun sekarang itu semua fasilitasnya lengkap termasuk toiletnya.

Selain mengunakan dana swadaya dari wali murid, kata dia, sekolah juga bisa mengunakan dana bantuan operasional (BOS) karena di dalam petunjuk teknis BOS itu ada dana pemeliharaan toilet.

"Sekolah dapat mengunakan dana BOS, meskipun nilainya masih kecil namun pembangunan toilet bisa dilakukan bertahap setiap tahun," katanya.

Ia menerangkan, pihaknya rutin menyampaikan kepada kepala sekolah pada setiap pertemuan agar mereka memikirkan agar di sekolahnya ada toilet dan solusinya mengunakan dana BOS dan swadaya wali murid.

Sepanjang, lanjutnya, dana swadaya itu tidak memberatkan dan kesepakatan bersama dengan wali murid, tidak menjadi soal, itu semua demi kepentingan bersama agar sekolah itu bersih.

Selain toilet kata dia, kegiatan pembangunan sektor pendidikan yang kurang kegiatannya di daerah itu adalah untuk pembangunan pagar sekolah, meskipun ada tetapi tidak secara keseluruhan pagar sekolah dibangun.

"Memang ada karena dana terbatas jadi panjangnya tidak sampai menutupi lingkungan sekolah," tambahnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya hanya dapat memberikan solusi seperti itu agar fasilitas toilet yang kurang di sekolah di daerah itu dapat terpenuhi.

(ANT)


Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013