ratusan juru sembelih di wilayah tersebut.
"Titik kritis penyebab daging hewan tidak halal adalah cara penyembelihan hewan yang tidak sesuai dengan syariat agama Islam," kata Wakil Walikota Administrasi Jakarta Selatan, Edi Sumantri dalam sosialisasi tersebut di Jakarta, Senin.
Menurut Edi, dengan adanya sosialisasi ini diharapkan para juru sembelih bisa mendapatkan pengetahuan untuk memastikan penyembelihan hewan memenuhi persyaratan syariat Islam. Yakni sesuai kriteria aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
Terlebih, lanjut dia, proses penyembelihan haruslah memperhatikan dua aspek sekaligus, yakni kehalalan dan kesejahteraan hewan.
Baca juga: Legislator minta perketat pengawasan penampungan hewan kurban
Karena itu, pihaknya menegaskan harus diperhatikan pemilihan hingga penyembelihan hewan kurban. "Hewan yang diberikan harus sehat, bersih, cukup umur, gemuk, tidak cacat dan enak dipandang mata," katanya.
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Selatan Hasudungan A. Sidabalok menuturkan sosialisasi ini juga memberikan pengetahuan soal penyakit hewan ternak.
"Narasumber dari akademisi akan menjelaskan seputar penyakit 'lato-lato' (lumpy skin disease), pes, penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga antraks," ujar Hasudungan.
Adanya materi soal penyakit pada hewan ternak ini juga berawal dari temuan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Selatan. Yakni sebanyak 549 kilogram hati hewan ternak yang tidak layak konsumsi.
Baca juga: DLH DKI larang buang limbah hewan kurban ke saluran air
Sosialisasi ini dilaksanakan secara daring dan luring (hybrid) dihadiri 50 panitia kurban dan pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) dari 10 kecamatan secara luring di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
Sedangkan secara daring dihadiri 100 peserta, mulai dari juru sembelih hewan kurban dan mahasiswa semester 7 Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Dalam akhir acara, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan membagikan terpal dan pisau kepada peserta yang dibantu BAZNAS-Bazis.
"Selain itu, kami juga menargetkan jumlah hewan yang dipotong meningkat pada tahun usai pandemi ini dibandingkan tahun 2022 dengan jumlah 10.330 ekor," katanya.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023