Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah membekali sebanyak 1.220 kader yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK) ilmu seputar stunting dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tahun 2023.
“Peran kader KB, kader PKK dan ibu bidan sangat penting. Program BKKBN tanpa mereka menjadi tidak berjalan karena mereka adalah akar dari program BKKBN yang akan memaknai setiap kegiatan kami,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo yang dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Senin.
Ketika hadir dalam acara Temu Kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) se-Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan hari ini, Hasto memberikan pembekalan yang dimulai dari penekanan pada 2035, Indonesia akan menghadapi penuaan penduduk (ageing population) karena adanya potensi peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH), terutama pada kaum perempuan.
Sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup itu, Presiden Joko Widodo berpesan bahwa pencegahan stunting sejak dini menjadi prioritas penting dalam menciptakan generasi berkualitas yang sehat, cerdas dan tinggi sejak dini.
“Oleh karena itu menikah pada usia dini menjadi berisiko ketika perempuan hamil pada usia kurang dari 20 tahun. Panggul seorang perempuan pada masa remaja mengalami pertumbuhan sampai ukuran maksimal lingkar panggul adalah 10 sentimeter. Sesuai kodrat lingkar kepala bayi yang akan dilahirkan, saat seorang perempuan melahirkan anak di usia belasan, pertumbuhan fisiknya menjadi terhambat dan akan berdampak pada kesehatannya di hari tua,” ucapnya.
Pembekalan juga diarahkan terkait pentingnya merencanakan kehidupan berkeluarga, terutama dalam menjaga kehamilan sejak awal karena 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) harus difokuskan pada pemberian asupan nutrisi pada anak.
Baca juga: BKKBN dirikan sekolah lansia dorong lansia lebih produktif di Ternate
Seorang motivator IMP Rukman Heryana yang dihadirkan oleh BKKBN ikut menekankan kader KB amat berperan sebagai pengelola program lini lapangan sekaligus ujung tombak keberhasilan program BKKBN yang dapat disinergikan dengan kegiatan posyandu.
Salah satunya sosialisasi kaitan stunting dengan jarak kehamilan yang terlalu dekat.
“Para kader adalah bagian dari masyarakat pengelola posyandu perlu melakukan inovasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan posyandu. Sehingga para ibu tertarik untuk datang dan membawa anaknya ke posyandu secara rutin, untuk memantau proses tumbuh kembang anak sehingga dapat mencegah terjadinya risiko stunting sejak dini,” katanya.
Baca juga: BKKBN tetapkan 12 provinsi sebagai prioritas penurunan stunting
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023