• Beranda
  • Berita
  • Harga emas melonjak dipicu dolar AS yang lebih lemah

Harga emas melonjak dipicu dolar AS yang lebih lemah

1 Juli 2023 06:30 WIB
Harga emas melonjak dipicu dolar AS yang lebih lemah
Ilustrasi - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan. ANTARA/REUTERS/aa.
Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kerugian tiga sesi beruntun, dipicu oleh dolar AS yang lebih lemah setelah data ekonomi menunjukkan pendinginan dalam belanja konsumen, meningkatkan beberapa keraguan tentang potensi agresivitas Federal Reserve dalam memerangi inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange melonjak 11,50 dolar AS atau 0,60 persen menjadi ditutup pada 1.929,40 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.930,80 dolar AS dan terendah di 1.908,10 dolar AS di atas terendah tiga bulan di 1.900,60 dolar AS yang dicapai sehari sebelumnya.

Emas berjangka berakhir 20 sen lebih rendah untuk minggu ini, dan turun 2,7 persen untuk Juni dan 2,9 persen untuk kuartal kedua tahun ini, kerugian kuartalan pertama sejak kuartal ketiga tahun lalu. Sedangkan untuk tahun ini (semester pertama) menunjukkan kenaikan 4,7 persen.

Emas berjangka jatuh 4,30 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.917,90 dolar AS pada Kamis (29/6/2023), setelah merosot 1,60 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.922,20 dolar AS pada Rabu (28/6/2023), dan tergelincir 10 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.923,80 dolar AS pada Selasa (27/6/2023).

Indeks dolar melemah pada Jumat (30/6/2023) menyusul kenaikan dua hari berturut-turut, setelah data ekonomi menunjukkan pendinginan dalam belanja konsumen, meningkatkan beberapa keraguan tentang potensi agresivitas Federal Reserve dalam memerangi inflasi.

Data ekonomi yang dirilis Jumat (30/6/2023) beragam. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS atau PCE, ukuran inflasi yang disukai Federal Reserve, naik 0,3 persen pada Mei, menunjukkan tekanan inflasi sedikit berkurang.

Chicago Business Barometer naik 1,1 poin menjadi 41,5 pada Juni, sebagian besar disebabkan oleh kontraksi yang tidak terlalu mencolok dalam produksi. Barometer tetap kokoh di bawah 50, menandakan aktivitas bisnis kontraksi selama sepuluh bulan berturut-turut pada Juni.

Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) naik menjadi 64,4 pada Juni, naik dari 59,2 bulan sebelumnya dan di atas 50,0 pada Juni tahun lalu.

"Gambaran besarnya inflasi melambat, tetapi masih terlalu tinggi untuk Fed," kata MarketWatch dalam komentar yang diterbitkan segera setelah laporan PCE dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan.

"Para pejabat Fed senior khawatir bahwa kenaikan biaya tenaga kerja dan kenaikan harga di bagian utama ekonomi seperti perumahan dapat menjaga inflasi pada level tinggi selama beberapa tahun lagi."

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 22,20 sen atau 0,97 persen, menjadi ditutup pada 23,02 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 6,40 dolar AS atau 0,71 persen, menjadi menetap pada 913,20 dolar AS per ounce.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023