• Beranda
  • Berita
  • Hermawan Sulistyo ingatkan Polri jaga kepercayaan publik

Hermawan Sulistyo ingatkan Polri jaga kepercayaan publik

1 Juli 2023 13:13 WIB
Hermawan Sulistyo ingatkan Polri jaga kepercayaan publik
Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Hermawan Sulistyo di Jakarta, Jumat (30/6/2023). ANTARA/Laily Rahmawaty/am.

Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Hermawan Sulistyo menilai perbaikan institusi Polri mengalami kemajuan dibandingkan satu tahun lalu, terutama terkait persepsi publik dan tingkat kepercayaan publik, namun hal ini perlu terus dijaga karena sifatnya fluktuatif dan dapat berubah sewaktu-waktu.

“Ini harus dicatat, tingkat kepercayaan itu fluktuatif, naik turun, itu kalau enggak dijaga baik-baik oleh polisi, nanti minggu depan ngedrop lagi, kasus lagi, masalah lagi, nah itu yang harus dijaga,” ujar Sulistyo di Jakarta, Sabtu.

Menurut Guru Besar Universitas Bhayangkara Jaya (UBJ) itu, Polri saat ini sudah berada pada jalur yang benar (on the track). Akan tetapi konsistensi Polri akan menghadapi berbagai tantangan, apalagi memasuki tahun politik.

Ia mengatakan di tahun politik yang suasananya sudah mulai terasa saat ini, penegakan keadilan saja belum cukup, Polri akan dihadapkan pada tantangan kasus terkait agama, masalah daerah, masalah suku dan segala macam.

“Itu yang akan dihadapi polisi sekarang,” katanya.

Terkait apakah Polri saat ini sudah semakin baik dari sebelum, menurut Sulistyo Polri tidak akan pernah baik karena polisi merupakan bagian dari masyarakat yang tidak bisa dipisahkan. Sehingga apabila masyarakat belum baik, maka jangan meminta polisi menjadi baik.

Soal reformasi birokrasi dan kultural Polri yang digaungkan pascatragedi Duren Tiga (pembunuhan Brigadir J) apakah sudah dijalankan atau belum, Sulistyo menyebut bahwa reformasi di tubuh Koprs Bhayangkara sudah lama dan selalu dilakukan terus, belum selesai dan tidak akan pernah selesai.

Karena, kata dia, tantangan yang dihadapi Polri akan tambah komplek, rumit dan besar di masa depan termasuk tantangan global dan universial.

Di satu sisi, lanjut dia, reformasi itu sudah sudah ditanggapi oleh Polri dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Berkali-kali saya sebut, di polisi ada sekitar 160 doktor. Sekarang tidak ada institusi negara yang punya doktor sebanyak itu. Yang bener loh ya, yang enggak beli (gelar). Kalau pake beli ada 300 doktor. Nah, jadi itu sudah cukup toh,” katanya.

Namun, kata Sulistyo, saat ini Polri menekankan kemampuan leadership (kepemimpinan) tidak hanya dari sisi akademik saja tapi juga etika dan moralitas.

Polri menempatkan polisi di Sekolah Kepemimpinan di Lembang yang menekankan pada aspek etika dan moralitas. Kasespim Lemdiklat Polri saat ini dipimpin oleh Irjen Prof Dr Cryshnanda Dwilaksana.

“Kepala sekolahnya itu yang dikenal penggagas polisi ngaret itu, terkenal dengan kata-katanya “Polisi jangan ngaret aja kerjaannya cuma cari duit aja kerjanya, itu Prof Cryshnanda,” ujar Sulistyo.

Terkait masih terjadi kasus polisi bermasalah, Sulistyo berpandangan bahwa polisi tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Ia menganalogikan, ketika polisi sudah tidak korup, tetapi masyarakatnya korup, mendorong polisi untuk korup.

Ia mencontohkan, sistem rekrutmen anggota Polri sudah sistemik dan berbasis komputerisasi, tiba-tiba ada nota dinas berupa titipan dari anggota legislatif, sehingga polisi tidak berani dan itu merusak sistem.

“Dan tidak ada polisi berani ngomong. Jadi masyarakat, orang-orang seperti saya harus teriak terus. Itu DPR nya saja merusak kok, gimana masyarakatnya enggak rusak,” ujar Sulitsyo.

Di hari jadi (HUT) ke-77 Bhayangkara, Sulistyo menaruh harapan Polri semakin baik dengan kualias SDM yang mumpuni dalam menjalankan tugas serta menghadapi tantangan.

“Saya punya harapan kalau enggak saya enggak akan hadir di sini (HUT Polri). Harapannya itu dari segi SDM, 160 doktor tidak ada jaminan bahwa doktor itu jadi polisi yang lebih baik, tapi minimal punya wawasan luas dan dia tau yang dia lakukan dalam korupsi itu misalnya itu kejahatan, minimal itu saja,” pungkas Sulistyo.

Puncak peringatan HUT ke-77 Bhayangkara dipusatkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada sore ini pukul 15.30 WIB yang rencananya dihadiri Presiden Joko Widodo sebagai Inspektur Upacara.

Sebelum acara puncak dimulai, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo bersama pejabat utama (PJU) Mabes Polri meninjau kesiapan upacara HUT ke-77 Bhayangkara di GBK.

"Saya kira kita harapkan semua yang sudah kami persiapkan dalam rangka Upacara Hari Ulang Tahun Bhayangkara yang akan kami laksanakan sore hari nanti yang dihadiri oleh Bapak Presiden semua bisa berjalan dengan aman dan lancar," kata Sigit.

Baca juga: Panglima harapkan sinergitas TNI-Polri semakin kuat hadapi Pemilu 2024

Baca juga: DPR RI berharap HUT Ke-77 Bhayangkara jadikan Polri makin profesional

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023