• Beranda
  • Berita
  • Rupiah berpotensi menguat usai data PMI manufaktur AS lebih rendah

Rupiah berpotensi menguat usai data PMI manufaktur AS lebih rendah

4 Juli 2023 10:15 WIB
Rupiah berpotensi menguat usai data PMI manufaktur AS lebih rendah
Arsip foto - Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (31/1/2023). ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom/pri

Rupiah masih berpotensi menguat lagi terhadap dolar AS, tapi mungkin tidak terlalu jauh

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Selasa, melemah namun berpotensi menguat usai data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Amerika Serikat (AS) yang dirilis semalam turun ke level terendah sejak bulan Mei 2020.

Mata uang Garuda pada Selasa pagi dibuka menurun 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.047 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.030 per dolar AS.

"Rupiah masih berpotensi menguat lagi terhadap dolar AS, tapi mungkin tidak terlalu jauh," kata Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

PMI manufaktur AS berada di 46 persen pada Juni 2023, 0,9 poin persentase lebih rendah dari 46,9 persen yang tercatat pada Mei 2023, menurut data yang dikeluarkan oleh Institute for Supply Management (ISM) pada Senin (3/7).

Mengenai ekonomi secara keseluruhan, angka ini menunjukkan kontraksi bulan ketujuh setelah periode ekspansi 30 bulan, kata ISM dalam laporannya.

Ariston menilai turunnya PMI manufaktur Negeri Paman Sam mendukung pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Meski demikian di sisi lain, pelaku pasar terlihat masih membutuhkan tambahan data untuk mengkonfirmasi bahwa Bank Sentral AS akan melonggarkan kebijakan pengetatan moneternya.

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS masih tercatat menguat tipis 0,04 persen ke posisi 103,03.

Kendati demikian, dirinya mengungkapkan sentimen pasar terlihat tidak positif pagi ini, dimana indeks saham Asia bergerak turun di pembukaan pasar.

"Kondisi ini bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," ujarnya.

Ariston pun memproyeksikan kurs rupiah sepanjang hari ini akan menguat ke arah kisaran Rp15.000 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp15.080 per dolar AS.

Pada Senin (4/7) rupiah ditutup naik 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp15.030 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.065 per dolar AS.


Baca juga: Rupiah Selasa pagi turun 17 poin jadi Rp15.047 per dolar AS
Baca juga: Rupiah awal pekan menguat setelah data inflasi inti AS menurun
Baca juga: Analis: Rupiah melemah karena data PCE AS diperkirakan tetap tinggi

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023