Menhub mengecek dan memastikan fasilitas bandara baik di sisi darat maupun udara, mulai dari runway, apron, terminal penumpang hingga gedung operasional dan layanan berjalan baik.
"Bandara ini pertama kali dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Asmat dan kemudian pemerintah pusat mengembangkan. Sekarang paling tidak ada lima hingga tujuh pesawat yang take off dan landing di Bandara Ewer. Kami harapkan bandara ini bisa membantu masyarakat Asmat dalam bermobilitas untuk berbagai kepentingan," ujar Menhub dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menhub menyampaikan pemerintah akan terus membangun dan mengembangkan infrastruktur transportasi di wilayah Papua untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah.
Melalui pembangunan tersebut, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok daerah serta meretas keterisolasian wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP) di wilayah Timur Indonesia.
Pada kesempatan sama, Bupati Asmat Elisa Kambu menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat dalam membangun Bandara Ewer yang semakin mempermudah aksesibilitas masyarakat Asmat.
"Atas nama masyarakat Asmat dan Pemerintah Kabupaten Asmat, kami menyampaikan terima kasih banyak kepada presiden yang telah menugaskan Menhub untuk membantu menyediakan fasilitas di Asmat. Salah satu yang paling besar adalah menyelesaikan Bandara Ewer," ucap Elisa.
Ia mengungkapkan dengan kehadiran Bandara Ewer yang mampu didarati pesawat ATR 72-600, masyarakat Asmat bisa dengan mudah datang dan pergi menggunakan pesawat udara.
"Kehadiran bandara ini sangat membantu. Tidak sulit seperti beberapa tahun lalu sebelum adanya bandara, kami sulit akses masuk apalagi jika ada orang yang meninggal. Terima kasih kami juga telah mendapatkan subsidi tarif. Satu minggu ada lima kali perjalanan mulai dari Merauke, Kamur, dan Ewer," ujarnya.
Kemenhub mencatat pada 2014-2018 pengembangan Bandara Ewer mulai dilakukan dengan perpanjangan runway oleh Pemkab Asmat menjadi 1.650 meter. Kemudian, juga dilakukan rekonstruksi runway tikar baja, konstruksi apron, dan pembangunan gedung terminal.
Selanjutnya pada 2019, Bandara Ewer terus dikembangkan sehingga akses lebih mudah dan fasilitas lebih lengkap. Kemudian pada 2023, dilakukan beautifikasi gedung terminal dengan arsitektur minimalis bernuansa budaya Asmat. Tak hanya ornamen saja yang bernuansa Asmat, namun secara fungsi menyesuaikan dengan budaya masyarakat serta kondisi cuaca dan karakteristik lingkungan Asmat.
Pengembangan Bandara Ewer masih terus dilakukan, di antaranya pembangunan drainase dan tanggul penahan banjir.
Adapun Bandara Ewer memiliki panjang runway 1650 meter x 30 meter yang dapat dilalui pesawat ATR 72-600 untuk penumpang maupun kargo, apron seluas 70 meter x 90 meter dan taxiway 86 meter x 15 meter, dan memiliki terminal bandara seluas 488 meter persegi atau lebih luas dari terminal lama seluas 120 meter persegi.
Saat ini, Bandara Ewer melayani tiga rute penerbangan, yaitu Kamur-Ewer PP, Timika-Ewer PP, dan Merauke-Ewer PP, yang dilayani oleh tiga maskapai, yaitu Wings Air, Trigana Air, dan Smart Aviation. Tercatat, tren penumpang juga terus meningkat, dari 12.185 penumpang pada 2020, naik menjadi 21.603 penumpang pada 2021, dan 27.772 penumpang pada 2022.
Baca juga: Bandara Ewer, Asmat, siap didarati pesawat ATR 72
Baca juga: Kemenhub tambah 40 pelabuhan terapkan Inaportnet
Baca juga: Menhub: Penerapan digitalisasi tingkatkan layanan angkutan massal
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023