"Indonesia sangat terbuka untuk kerja sama hilirisasi dengan PNG," katanya di sela panen jagung di Kabupaten Keerom, Papua, Kamis.
Menurut Presiden Jokowi, mineral di Indonesia dan PNG melimpah, namun PNG ingin melihat hasil nikel di Tanah Air, sehingga memberikan nilai tambah yang sangat besar sampai 30 kali.
Baca juga: Jokowi: Indonesia Emas 2045 butuh eksekusi pintar kepemimpinan kuat
"Oleh karena itu, PNG ingin melihat langkah-langkahnya seperti apa dan Indonesia terbuka untuk itu," ujarnya.
Dia menjelaskan Indonesia mempersilahkan PNG untuk melihat hilirisasi industri yang ada di Tanah Air, baik di Morowali maupun Weda Bay untuk komoditas nikel, Gresik untuk tembaga dan Bintan untuk bauksit.
"Semuanya ada dan akan kami buka. Jika PNG mau kerja sama, boleh dengan BUMN atau dengan sektor privat dan swasta," katanya.
Dia menambahkan kerja sama tersebut penting untuk kemajuan bersama, utamanya bagi negara-negara selatan khususnya untuk Global South.
"Ini penting, kami galang bersama-sama, apalagi hubungan Indonesia dengan Papua Nugini makin baik," ujar Presiden.
Baca juga: Hilirisasi tambang berkontribusi signifikan pada neraca perdagangan
Baca juga: Kementerian ESDM sebut hilirisasi nikel paling pesat perkembangannya
Presiden mengatakan hubungan yang baik tersebut akan direalisasikan dalam berbagai kegiatan konkret, seperti pembuatan zona ekonomi di perbatasan, karena potensi nilai perdagangannya yang besar.
"Kalau kami lihat, misalnya di Skouw, nilai perdagangan per tahun sangat besar, yakni mencapai Rp4,5 triliun, sehingga di titik-titik lain juga dikembangkan zona ekonomi seperti itu akan baik. Itu yang kemarin kami tawarkan dan PNG setuju," ucap Presiden.
Pewarta: Ardiles Leloltery
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023