Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6 persen. Oleh karena itu kita harus mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14 persen pada 2024 dapat tercapai
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Muhammad Rizal Martua Damanik mengajak seluruh stakeholder terkait mengerahkan segala upaya untuk menurunkan prevalensi stunting hingga mencapai target 14 persen pada 2024.
"Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6 persen. Oleh karena itu kita harus mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14 persen pada 2024 dapat tercapai," katanya dalam sambutan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin.
Menurut dia, Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Namun angka tersebut masih berada di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting.
Oleh karena itu BKKBN telah menetapkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia tahun 2021-2024.
"Aksi yang memprioritaskan pada penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin, surveilans keluarga berisiko stunting, dan audit kasus stunting," katanya.
Baca juga: Harganas momentum keroyokan entaskan stunting
Sementara itu Wakil Gubernur (Wagub) DIY KGPAA Paku Alam X dalam sambutannya mengatakan Pemprov DIY telah berkomitmen mendukung setiap upaya penanggulangan stunting, mengingat prevalensi stunting di provinsi tersebut masih 16,4 persen.
"Selaras dengan prioritas nasional, wujud kongkritnya antara lain adalah kegiatan kampanye deklarasi pencegahan stunting pada tahun 2018, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Pergub DIY Nomor 92 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanganan Stunting DIY," katanya.
Wagub mengatakan pada Harganas tahun 2023 adalah tahun ketiga berturut turut isu stunting diangkat sebagai tema nasional, dimana tema tahun lalu (2022) adalah "Ayo Cegah Stunting agar Keluarga Bebas Stunting" dan tema 2021 adalah "Berkeluarga Keren Cegah Stunting".
Sedangkan pada Harganas tahun 2023 yang di tingkat DIY dipusatkan di Kabupaten Bantul, bertema "Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Indonesia Maju".
"Sehubungan dengan hal tersebut, mari kita manfaatkan momentum Harganas ini untuk bersama-sama tingkatkan komunikasi, kolaborasi, dan sinergi, sesuai dengan urusan dan batasan kewenangan kita masing-masing," katanya.
Wagub DIY juga mengajak peringatan Harganas ini sebagai daya ungkit dan penguatan peran keluarga guna mencapai target prevalensi stunting 14 persen pada 2024.
Baca juga: Wapres: Keluarga adalah penentu hebatnya sebuah bangsa
Baca juga: Hari Keluarga Nasional momentum galang komitmen bebas stunting
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023