Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni di Tangerang, Senin, menuturkan posbindu merupakan kegiatan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular termasuk obesitas, melalui pemberdayaan masyarakat. Sasaran program ini ditujukan kepada seluruh masyarakat sehat dan berisiko yang berusia 15 tahun ke atas.
"Posbindu diselenggarakan sebulan sekali atau lebih, sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat," katanya.
Baca juga: Dinkes Semarang temukan 148 kasus obesitas anak
Ia menjelaskan posbindu melakukan berbagai kegiatan yang menyehatkan, mulai dari cek lingkar perut wanita maksimal 80 sentimeter dan pria 90 centimeter, hingga cek indeks masa tubuh kurang dari 25 baik dan lebih dari 25 terindikasi buruk.
Selain itu, pemeriksaan faktor risiko seperti diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok dan mengonsumsi alkohol, serta pemeriksaan gangguan mental atau emosional.
Di posbindu, kata dia, warga juga dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, tes penglihatan dan pendengaran, serta konseling atau edukasi pentingnya konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, bahaya merokok dan alkohol, serta pembatasan gula, garam, dan lemak.
Baca juga: 1.440 balita di Kabupaten Bekasi terindikasi obesitas
“Posbindu dapat diikuti semua warga, dengan pemantauan dan pendampingan puskesmas. Kegiatan ini dapat diikuti secara gratis, untuk semua kalangan mulai dari usia 15 tahun. Ibu-ibu, remaja bahkan bapak-bapak diimbau untuk rutin mengikuti posbindu. Jangan malas, karena obesitas tengah menghantui kita yang berpola hidup tidak sehat,” katanya.
Di posbindu, menurut dia, warga dapat mengetahui atau mengidentifikasi faktor risiko penyakit tidak menular pada tubuh serta bisa melakukan upaya intervensi faktor risiko penyakit tidak menular dengan modifikasi perilaku, konseling dan edukasi.
Baca juga: Kemenkes: Obesitas merupakan masalah global ancam kesehatan masyarakat
"Selain itu, juga dapat dilakukan rujukan sedini mungkin bagi individu berisiko tinggi yang memerlukan layanan pengobatan lebih lanjut," ujarnya.
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023