"Perlambatan ekonomi di China telah menekan ekuitas dan mata uang Asia. Untuk itu, investor mengantisipasi pemerintah China untuk terus memberikan stimulus pada ekonomi, yang terakhir adalah usaha mereka mendukung sektor properti yang lesu," ujar dia ketika ditanya Antara, Jakarta, Selasa.
Selain itu, sentimen lain yang menguatkan rupiah adalah terkait investor yang mengantisipasi data inflasi AS pada Rabu (12/7) yang diperkirakan akan kembali menunjukkan moderasi pada tingkat harga, sehingga meredakan ekspektasi pada prospek suku bunga The Fed.
"Inflasi utama AS diperkirakan akan turun ke 3,1 persen dari 4,0 persen. Inflasi inti diperkirakan akan turun ke 5 persen dari 5,3 persen," ungkap Lukman.
Sebelumnya, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan pelemahan rupiah tertahan hari ini dan bisa berbalik menguat terhadap dolar AS karena ekspektasi pasar terhadap penurunan inflasi AS.
"Semalam data ekspektasi inflasi konsumen AS terbaru menunjukkan penurunan inflasi ke 3,8 persen dibandingkan sebelumnya 4,1 persen. Ini hasil pengukuran terendah sejak April 2021," katanya.
Pada Rabu malam (12/7), data inflasi konsumen AS untuk Juni 2023 disebut akan dirilis. Berdasarkan konsensus pasar, data ini akan menunjukkan angka 3,1 persen, jauh lebih rendah dari data inflasi sebelumnya yang sebesar 4,0 persen.
"Ekspektasi penurunan inflasi ini diantisipasi pasar dengan penurunan nilai dolar AS terhadap nilai tukar lainnya, dan peluang rupiah bisa menguat sementara terhadap dolar AS hari ini," ucap Ariston.
Menurut dia, penurunan inflasi ini meningkatkan harapan pasar bahwa era suku bunga tinggi akan segera berakhir.
Pada penutupan perdagangan hari, rupiah mengalami penguatan sebesar 0,33 persen atau 50 poin menjadi Rp15.154 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.204 per dolar AS.
Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp15.134 per dolar AS hingga Rp15.207 per dolar AS.
Baca juga: Dolar turun di Asia, Fed beri tanda siklus kenaikan bunga dekati akhir
Baca juga: Yuan terangkat 40 basis poin menjadi 7,1886 terhadap dolar AS
Baca juga: Minyak naik di Asia ditopang pemotongan OPEC+ dan pelemahan dolar
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023