• Beranda
  • Berita
  • Atasi obesitas anak, Kemenkes tingkatkan partisipasi UKS

Atasi obesitas anak, Kemenkes tingkatkan partisipasi UKS

11 Juli 2023 18:48 WIB
Atasi obesitas anak, Kemenkes tingkatkan partisipasi UKS
Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Lovely Daisy dalam Konferensi Pers: Situasi Terkini Obesitas di Indonesia di Jakarta, Selasa (11/7/2023). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Guru dan sekolah berperan dalam mengontrol pola makan dan aktivitas anak di sekolah dengan pembiasaan yang dimulai dengan Trias UKS

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meningkatkan partisipasi dan peran dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam rangka mengatasi kasus obesitas pada usia anak yang jumlahnya terpantau naik dalam beberapa dekade terakhir.

“Guru dan sekolah berperan dalam mengontrol pola makan dan aktivitas anak di sekolah dengan pembiasaan yang dimulai dengan Trias UKS,” kata Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Lovely Daisy dalam Konferensi Pers: Situasi Terkini Obesitas di Indonesia di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan digiatkannya lagi peran UKS ini juga mendapat dukungan dari kementerian lain melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri yang mencakup Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Pendidikan tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

Penanganan obesitas di sekolah melalui UKS itu, diimplementasikan ke dalam kegiatan Trias UKS yakni pemberian pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan lingkungan yang sehat.

Terkait dengan pendidikan kesehatan, UKS akan memberikan literasi kesehatan melalui Buku Rapor Kesehatanku sambil menyerukan soal pentingnya pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dimulai dari lingkup sekolah, ada pula pendidikan kesehatan reproduksi, pendidikan keterampilan hidup sehar dan pembinaan kader kesehatan sekolah.

Kemudian ada pemberian pendidikan gizi, yang dimulai dari skema sarapan bersama di sekolah. Sebab, dalam data Kemenkes 65 persen anak diketahui tidak sarapan sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar.

“Kalau kita lihat konsumsi makan anak anak kita kan tinggi garam, gula dan lemak (GGL), terutama kalau di sekolah makanan yang dijual di kantin juga seperti itu. Ini juga kaitannay dengan banyak anak tidak sarapan, mau tidak mau mereka akan jajan di sekolah dan kemungkinan besar itu tidak pada makanan sehat,” katanya.

Ia menyebutkan pada pelayanan kesehatan, UKS akan melakukan penjaringan kesehatan obesitas, termasuk skrining anemia pada remaja putri di tingkat SMP dan SMA. Pemeriksaan kesehatan akan dijalankan secara berkala yang diimbangi dengan pemberian obat cacing.

Sementara pada pembinaan lingkungan sekolah, UKS akan melakukan pembinaan makanan bergizi melalui kantin sehat.

Walaupun melihat jalannya program ini belum merata dengan baik di tiap sekolah atau tidak sebagus pengelolaan seperti di kantin sekolah Jepang yang punya ahli gizi, katanya, UKS bersama puskesmas terus menyerukan pentingnya menjaga kebersihan makanan yang dijual hingga kandungan gizi di dalamnya.

“Ada pembinaan knatin dari puskesmas, jadi pembinaan kantin itu termasuk makanan yang dijual termasuk kebersihan makanan, termasuk juga kebersihan menjamah makanan yang mengelola makanan jajanan. Itu yang pegang-pegang makanan juga harus dibina, itu salah satunya itu termasuk ke dalam salah satu Trias UKS,” demikian Lovely Daisy.

Baca juga: Kemenkes siapkan PP terkait kesehatan di sekolah

Baca juga: UKS/M jamin implementasi manajemen kebersihan menstruasi di sekolah

Baca juga: Kemenkes: UKS sekolah berperan sosialisasikan 3M untuk cegah dengue

Baca juga: Pemerintah merevitalisasi UKS melalui kampanye Sekolah Sehat

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023