• Beranda
  • Berita
  • Pupuk Indonesia dan PLN kembangkan hidrogen hijau terintegrasi

Pupuk Indonesia dan PLN kembangkan hidrogen hijau terintegrasi

12 Juli 2023 14:16 WIB
Pupuk Indonesia dan PLN kembangkan hidrogen hijau terintegrasi
Penandatangan kerja sama perjanjian studi bersama antara PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama PT PLN (Persero) dan ACWA Power Company di Jakarta, Selasa (11/7/2023). ANTARA/HO-Pupuk Indonesia.
PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama PT PLN (Persero) dan ACWA Power Company melakukan perjanjian studi bersama untuk mengembangkan hidrogen hijau dan amoniak hijau terintegrasi.

Perjanjian Studi Pengembangan Bersama tentang Pengembangan Green Hydrogen (hidrogen hijau) dan Green Ammonia (amoniak hijau) Terintegrasi ini disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dan ditandatangani oleh Bakir Pasaman selaku Direktur Utama Pupuk Indonesia, Darmawan Prasodjo selaku Direktur Utama PLN, dan Marco Arcelli selaku CEO ACWA Power Company.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan bahwa kerja sama hidrogen hijau dan amoniak hijau merupakan tindak lanjut pengembangan energi bersih yang sebelumnya telah dilakukan di kawasan industri hijau (green industry cluster) di Aceh.

"Kementerian BUMN mendukung kerjasama pengembangan green hydrogen dan green ammonia yang dilakukan oleh Pupuk Indonesia, PLN, dan ACWA Power Company. Kerjasama ini dalam rangka mengembangkan energi bersih di Jawa Timur khususnya di Kawasan Petrokimia Gresik," ujar Pahala melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan bahwa kerjasama pengembangan hidrogen dan amoniak hijau terintegrasi bersama PLN merupakan tindak lanjut penerapan Pupuk Indonesia terhadap pengembangan energi bersih yang sebelumnya telah dikerjasamakan dengan ACWA Power Company.

"Pupuk Indonesia menyambut baik kerjasama pengembangan green hydrogen dan green ammonia bersama PLN dan ACWA Power Company karena energi bersih ini sejalan dengan program ketahanan energi yang menjadi fokus Pemerintah dalam Visi Indonesia Emas 2024," kata Bakir.

Bakir menyampaikan, pabrik hidrogen hijau dan amonia hijau akan dibangun di Kawasan Industri Petrokimia Gresik, Jawa Timur. Setidaknya terdapat potensi sumber energi bersih dari PLTS dan PLTB dengan kapasitas maksimum 200 MW yang menghasilkan hidrogen hijau yang kemudian dikonversi menjadi ammonia hijau di Petrokimia Gresik.

Lebih lanjut, ketiga pihak juga bekerjasama dalam mengembangkan strategi bisnis serta mengkaji potensi pembentukan joint venture untuk green hydrogen plant dan green ammonia plant. Diharapkan kerja sama ini dapat menguntungkan semua pihak baik investor maupun industri dalam negeri.

"Melalui kerjasama ini, Pupuk Indonesia bersama PLN dan ACWA Power Company akan mengevaluasi konversi green hydrogen menjadi green ammonia dengan menggunakan fasilitas Gresik Ammonia yang sudah ada, serta membuka peluang kerja sama dengan off-taker green ammonia jangka panjang," katanya.

Hidrogen hijau adalah hidrogen yang diperoleh dari sumber bersih tanpa emisi karbon. ACWA Power Company sedang mengembangkan proyek hidrogen hijau NEOM di Arab Saudi dengan kebutuhan energi hijau sebesar 40 GW dan merupakan salah satu proyek hidrogen hijau terbesar di dunia.

Selain itu, ACWA juga telah mengembangkan Noor Energy Project di UEA-Abu Dhabi yang merupakan concentrated solar power terbesar di Dunia, serta Shuaa Solar Power Energy Project.

Oleh karena itu, Pupuk Indonesia sebagai salah satu produsen amoniak terbesar di dunia dapat memainkan peran strategisnya dalam mendukung energi bersih melalui pengembangan amoniak hijau di Indonesia. Amoniak hijau adalah senyawa kimia yang dapat menjadi sumber energi bersih masa depan sekaligus sebagai media untuk mengangkut hidrogen atau hydrogen carrier.

Baca juga: BRIN petakan strategi pemanfaatan hidrogen nasional hingga tahun 2060
Baca juga: Pertamina NRE-TEPCO HD Jepang teken MoU pengembangan hidrogen hijau
Baca juga: Megaproyek hidrogen hijau mulai beroperasi di Xinjiang, China

 

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023