Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan bahwa Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus tetap memegang kendali dalam menghadapi tantangan geopolitik.
“ASEAN harus tetap berada di kursi kemudi dalam menavigasi tantangan geopolitik saat ini dan masa depan, termasuk melalui KTT Asia Timur dan Forum Regional ASEAN,” kata Retno dalam pernyataan pembukaan sesi pengkajian Pertemuan ke-56 Menlu ASEAN di Jakarta, Rabu.
Konsep sentralitas ASEAN, sebagaimana yang dinyatakan dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, menekankan bahwa ASEAN harus menjadi platform regional yang dominan untuk mengatasi tantangan bersama dan terlibat dengan kekuatan eksternal.
Penguatan sentralitas ASEAN merupakan kondisi yang tidak dapat ditawar lagi agar ASEAN tetap mempertahankan identitas sebagai penjaga stabilitas dan perdamaian bagi negara-negara anggotanya dan kawasan Indo-Pasifik.
Retno juga mengatakan bahwa KTT Asia Timur (EAS) dan Forum Regional ASEAN (ARF) merupakan platform inklusif yang sangat penting di mana semua pihak di kawasan duduk bersama dan saling berbicara.
“ASEAN percaya dengan inklusivitas, ASEAN percaya dengan dialog, dan ASEAN percaya dengan kolaborasi yang saling menguntungkan,” ujar Retno.
Mengenai ARF, Retno mengatakan sudah waktunya mulai berfokus pada diplomasi preventif sambil mempertahankan langkah-langkah yang membangun kepercayaan.
ARF adalah forum yang dibentuk oleh ASEAN pada tahun 1994 sebagai wadah dialog dan konsultasi mengenai hal yang berkaitan dengan politik dan keamanan di kawasan.
ARF merupakan satu-satunya forum di tingkat pemerintahan yang dihadiri negara kuat di kawasan Asia Pasifik dan kawasan lainnya seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Rusia, dan Uni Eropa.
Baca juga: Malaysia seru ASEAN bersatu demi stabilitas Laut China Selatan
Baca juga: Makin banyak negara ingin tandatangani traktat persahabatan ASEAN
Baca juga: Menlu RI tegaskan ASEAN harus miliki kredibilitas
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023