"Sementara, untuk kapal masih beroperasional. Baik dari Kota Padang menuju Kabupaten Kepulauan Mentawai maupun sebaliknya," kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Padang Rudy B. Hanafiah di Padang, Jumat.
Saat ini satu unit kapal sedang dalam perjalanan dari Kota Padang menuju Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan satu kapal juga dalam perjalanan dari arah Mentawai menuju Pelabuhan Teluk Bayur.
Pada prinsipnya sebelum kapal bertolak atau berangkat, pihak ASDP terlebih dahulu memantau informasi yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Rudy mengatakan hujan deras yang terjadi sejak Kamis (13/7) turut berimbas atau mengganggu keberangkatan KMP Gambolo dari Pelabuhan Teluk Bayur menuju Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Kapal yang mengangkut penumpang dan barang tersebut seharusnya berangkat pada Kamis sore namun baru bisa bertolak ke Mentawai sekitar pukul 19.37 WIB akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung di daerah itu.
Selain di Padang, keberangkatan satu unit kapal penumpang milik ASDP Cabang Padang juga sempat tertunda selama lima hari di Bengkulu. Kapal itu dijadwalkan berangkat dari Bengkulu menuju Pulau Enggano namun tertunda akibat kondisi cuaca buruk.
Rudy menerangkan pada dasarnya hujan bukan menjadi masalah utama bagi kapal untuk beroperasi. Namun, alun (gelombang yang memanjang), serta angin kencang merupakan dua faktor alam yang justru dikhawatirkan oleh kapal.
"Justru, kalau hujan ini pertanda bagus karena anginnya berhenti dan kapal bisa beroperasional," kata dia.
Sementara itu, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Minangkabau Yudha Nugraha mengatakan saat ini kondisi curah hujan di Kabupaten Kepulauan Mentawai masih kategori ringan hingga sedang terutama di Pulau Siberut.
"Kami mengimbau masyarakat terutama kegiatan pelayaran untuk tetap mewaspadai kondisi tersebut," imbau dia.
Kemudian terkait gelombang tinggi BMKG mencatat saat ini berkisar 1,25 meter dan masih dalam kategori sedang. Akan tetapi, kondisi cuaca yang diikuti angin kencang bisa memicu gelombang tinggi sehingga perlu diwaspadai.
"Ini perlu diwaspadai karena berisiko terhadap kapal-kapal nelayan apalagi kapal itu tidak dilengkapi alat keselamatan," ujarnya.
Baca juga: Pelni Denpasar awasi operasional 24 jam antisipasi gelombang tinggi
Baca juga: ASDP Padang pastikan kapal laik beroperasi saat mudik Lebaran
Baca juga: ASDP sebut arus penumpang dari Sabang ke Banda Aceh masih padat
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023