Pontianak (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) akan bekerja sama dengan peternak Selandia Baru dalam mengembangkan potensi sapi perah di provinsi itu.Pertengahan tahun ini, peternak akan datang ke Pontianak untuk menjajaki kemungkinan membuka usaha di Kalbar
"Pertengahan tahun ini, peternak akan datang ke Pontianak untuk menjajaki kemungkinan membuka usaha di Kalbar," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar Abdul Manaf Mustafa, di Pontianak, Sabtu.
Menurut dia, peternak asal Kalbar yang sukses mengembangkan peternakan sapi perah di Selandia Baru itu juga siap melatih pemuda yang berminat selama dua tahun sekaligus diberikan uang kerja.
Kerja sama itu merupakan salah satu hasil kunjungan dari rombongan Pemprov Kalbar yang dipimpin Gubernur Cornelis ke Selandia Baru dan Australia, 3-13 Maret.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Kalbar Numsuan Madsun menambahkan, peternak yang dikunjungi itu bernama Reza Abdul Jabbar, asal Kalbar.
Ia memiliki lahan seluas 1.800 hektare dan 1.700 ekor sapi perah. Lokasinya di Inverscargill, wilayah selatan Selandia Baru.
Meski mempunyai ribuan hektare dan sapi, namun Reza hanya memperkerjakan enam orang karena lainnya sudah dilakukan secara mekanis.
Gubernur Kalbar Cornelis bertekad menjadikan sektor peternakan sebagai salah satu unggulan melalui teknologi.
"Reza minta disiapkan 300 hektare lahan di Kalbar untuk usaha peternakan," katanya.
Reza mempunyai modal tunai sekitar 20 juta dolar atau setara Rp160 miliar dari beternak sapi tersebut.
Ia mengakui, banyak wawasan yang diperoleh dari kunjungan itu. Misalnya bagaimana Selandia Baru memberi kemudahan kredit perbankan untuk sektor peternakan dan pertanian yang mengangkat ekonomi negara tersebut.
"Sehingga pihak perbankan dari Kalbar juga dibawa dalam kunjungan itu," ujar dia.
Rombongan juga melihat koperasi peternak sapi di Inverscargill yang mampu menyuplai 30 persen kebutuhan susu bubuk dunia dengan nilai sekitar 7 miliar dolar.
Selain itu, mengunjungi pertanian di Auckland, dengan luas lahan 6 ribu hektare yang dikelola secara moderen mulai dari bibit hingga kemasan.
Saat bertemu dengan Dubes RI di Selandia Baru, Agus Sriyono, disebutkan ada sekitar 4.500 WNI yang tinggal di negara tersebut. Mereka sebagian bekerja di sektor perkapalan.
Di Australia, rombongan juga melihat pertanian hidroponik yang dikelola secara modern.
"Nanti sistem hidroponik ini akan coba diterapkan di kebun PKK Provinsi Kalbar," ujar dia.
Ia menegaskan, hasil dari kunjungan tersebut akan menjadi bahan pengambilan kebijakan di Kalbar yang disesuaikan dengan aturan dan kondisi daerah.
"Kami tidak berjalan-jalan selama kunjungan karena jadwal yang padat dan lokasi yang dikunjungi berjauhan," katanya.
Ia mencontohkan untuk mencapai Inverscargill dari Pontianak butuh waktu sekitar 14 jam.
Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013