Guru jadi kunci berhasilnya kurikulum baru

22 Maret 2013 20:50 WIB
Guru jadi kunci berhasilnya kurikulum baru
ILUSTRASI-Para Guru pada saat Uji Kompetensi Guru (UKG). (FOTO ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo)

Awalnya pelatihan kepada guru-guru inti memang direncanakan Maret ini harus sudah dilakukan. Namun karena anggaran di Kemendikbud belum cair, jadi pelatihan itu molor. Namun kami memaspastikan pelatihan bisa digelar pertengahan April,"

Denpasar (ANTARA News) - Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Bali Dr Made Alit Mariana M.Pd mengatakan salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada Juli mendatang terletak kesiapan para guru. 

"Para guru harus siap untuk menerapkan dan mengimplementasikan materi sesuai dengan kurikulum tersebut," kata Alit Mariana di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan walau tuntutan seperti itu , namun pemerintah terkesan lambat melatih para guru untuk mengimplementasikan kurikulum baru itu.

Ia mengatakan pendidikan dan pelatihan (diklat) guru yang awalnya direncanakan pada bulan Maret tetapi diundur menjadi April mendatang karena anggaran di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum cair.

Hal tersebut, sambung Alit Mariana, dikhawatirkan berpengaruh terhadap kesiapan guru karena waktu pelatihan sangat singkat dan mepet dengan target pelaksanaan kurikulum baru itu.

"Awalnya pelatihan kepada guru-guru inti memang direncanakan Maret ini harus sudah dilakukan. Namun karena anggaran di Kemendikbud belum cair, jadi pelatihan itu molor. Namun kami memastikan pelatihan bisa digelar pertengahan April," katanya.

Menurutnya, anggaran program pendidikan tahun 2013 di Kemendikbud mestinya sudah bisa cair Januari lalu. Namun ada perubahan anggaran sehingga masih harus melalui pengajuan dan pembahasan di DPR-RI.

"Sebenarnya perubahan anggaran itu sudah disetujui di DPR-RI dan saat ini sedang proses administrasi di Kementerian Keuangan dan diharapkan April bisa cair," katanya.

Alit Mariana lebih lanjut mengatakan keterlambatan pencairan anggaran itu sangat berpengaruh terhadap program pemerintah pusat (Kemendikbud) dan karena LPMP merupakan kepanjangan tangan pusat, maka hal itu juga akan berpengaruh terhadap program yang akan dijalankan LPMP. Salah satunya diklat guru dalam rangka persiapan implementasi kurikulum baru.

Menyinggung molornya pelatihan berpengaruh kepada kesiapan guru. dia mengatakan tidak terlalu berpengaruh.

"Memang waktunya sangat singkat dan mempet tetapi akan kami optimalkan pelatihan itu dan nanti juga akan ada pendampingan secara berkelanjutan baik di kelas maupun juga melalui portal LPMP," katanya.

Ia mengatakan, untuk menyiasati belum cairnya anggaran, pihaknya bekerja sama dengan Disdikpora provinsi, kabupaten dan kota untuk menyosialisasikan perubahan kurikulum itu.

"Kami berharap kerja sama guru, kepala sekolah dan pengawas menyiapkan implementasi kurikulum baru itu," katanya.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Bali Ketut Mandia menilai tertundanya pelatihan itu akan sangat berpengaruh kepada kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum baru.

"Ini akan mempengaruhi kesiapan guru melaksanakan kurikulum baru dan pada akhirnya impelementasinya tidak optimal," katanya.

Dikatakan, kalau pelatihan mundur dan nantinya berpengaruh terhadap kesiapan guru di daerah yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas pendidikan di daerah, hal itu tanggung jawab pemerintah pusat. "Jangan salahkan kami di daerah, kalau nanti implementasi kurikulum tidak optimal," katanya.

(I020/Z003)


Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013