• Beranda
  • Berita
  • BNPB: Cuaca sangat kering di Jawa rawan kebakaran di permukiman

BNPB: Cuaca sangat kering di Jawa rawan kebakaran di permukiman

24 Juli 2023 19:14 WIB
BNPB: Cuaca sangat kering di Jawa rawan kebakaran di permukiman
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Senin (24/7/2023). (ANTARA/Devi Nindy)

Di Pulau Jawa, sebenarnya lahan yang terbakar tidak signifikan, tapi dekat dengan pemukiman penduduk

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat cuaca sangat kering yang terjadi di Pulau Jawa rawan memicu kebakaran yang terjadi di kawasan permukiman.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Senin, mengatakan fenomena tersebut sudah dapat terlihat di Sumedang, Klaten, Ponorogo, Nganjuk dan beberapa tempat lainnya, termasuk juga Pasuruan.

"Sebenarnya faktor-faktornya karena cuaca yang sangat kering, biasa kalau habis membersihkan rumput kering kita bakar. Tapi kemudian ketika ini kita tidak jaga api pembakaran, pembersihan ranting dan lain-lain, itu ini sangat mudah menjalar," ujar Abdul.  

Abdul mengatakan di Pulau Jawa, sebenarnya lahan yang terbakar tidak signifikan, tapi dekat dengan pemukiman penduduk.

Berdasarkan laporan visual, Bogor juga melaporkan ada kebakaran lahan yang sangat dekat dengan pemukiman, meskipun itu bisa langsung segera ditanggulangi, kata Abdul.  

"Tetapi ini memperlihatkan sebenarnya bahwa kondisi kita di Jawa khususnya, itu sangat fragile (rentan), rawan. Artinya begitu api ditinggal baik itu siang, apalagi siang atau malam itu sangat gampang untuk menyebar," ujar dia.  

Abdul mengatakan hal ini dapat menjadi salah satu poin penting yang harus pihaknya sampaikan kepada masyarakat, bahwa ketika masyarakat melakukan pembersihan lingkungan untuk ranting-ranting kering, yang pastinya lebih banyak berguguran di musim kering ini.

Ketika membakar sampah, Abdul mengharapkan agar masyarakat berhati-hati agar dijaga sampai api mati, dan pastikan tidak menjalar ke pemukiman atau lahan yang lain.

Baca juga: BNPB: Waspada signifikasi kekeringan sejak bergesernya fenomena MJO

Baca juga: BNPB catat 211 kasus karhutla hingga Juni 2023

Baca juga: BNPB sebut bencana di Indonesia masih dipengaruhi cuaca regional





 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023