• Beranda
  • Berita
  • Legislator: Distribusi elpiji 3 kg sesuai kuota yang ditetapkan

Legislator: Distribusi elpiji 3 kg sesuai kuota yang ditetapkan

25 Juli 2023 08:01 WIB
Legislator: Distribusi elpiji 3 kg sesuai kuota yang ditetapkan
Dokumentasi - Pekerja sedang merapikan tabung gas LPG bersubsidi 3 kilogram ke salah satu pangkalan, di Banda Aceh, Kamis (23/2/2023). ANTARA/Rahmat Fajri.

Penyaluran yang dilakukan Pertamina pun sudah tepat berdasarkan kuota tersebut

Anggota Komisi VII DPR Mukhtarudin menilai distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berupa gas 3 kg yang dilakukan Pertamina saat ini sudah tepat karena sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah.

Menurut dia, elpiji 3 kg merupakan produk subsidi atau public service obligation (PSO) sehingga distribusi yang dilakukan juga harus sesuai kuota yang ditetapkan Pemerintah.

"Gas 'melon' ini produk PSO, produk subsidi. Kuota sudah ditetapkan sejak awal. Penyaluran yang dilakukan Pertamina pun sudah tepat berdasarkan kuota tersebut,” ujarnya di Jakarta, Selasa.

Meskipun demikian, Mukhtarudin menyatakan, pada pola distribusi terbuka seperti saat ini penyaluran gas bersubsidi yang tidak tepat sasaran sangat mungkin terjadi, terutama pada tingkat pengguna akhir.

Dalam hal ini, tambahnya, bisa saja mereka yang tidak berhak justru turut membeli gas bersubsidi sering terjadi orang kaya membeli LPG 3 kg dengan menggunakan mobil.

“Padahal sudah jelas, bahwa gas melon hanya diperuntukkan bagi orang miskin dan usaha mikro. Tapi faktanya, banyak juga orang mampu dan restoran besar yang menggunakan BBM bersubsidi ini," katanya melalui sambungan telepon.

Menurut dia, kondisi tidak tepat sasaran ini yang sering menjadikan gas 3 kg tersebut langka karena jatah yang seharusnya untuk orang miskin justru dibeli orang kaya.

"Orang kaya bisa membeli sekaligus 2-3 tabung, tapi orang miskin tidak bisa,” katanya.

Dan biasanya, lanjut dia, kelangkaan memang terjadi pada bulan-bulan tertentu seperti Ramadan, Idu Fitri, Idul Adha, atau Tahun Baru karena permintaan terhadap gas 3 kg meningkat.

Kondisi tidak tepat sasaran itulah yang menurut dia, saat ini terus dibenahi, termasuk dari sisi pengawasan dan tak kalah penting adalah penerapan budaya malu pada masyarakat.

"Orang kaya, harusnya malu membeli gas melon, apalagi sudah tertulis pada tabung bahwa produk tersebut memang hanya diperuntukkan bagi orang miskin," katanya.

Baca juga: Presiden tegaskan LPG 3 kg hanya untuk masyarakat kurang mampu
Baca juga: Pertamina imbau warga Jatim beli LPG 3 kilogram di pangkalan resmi

Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023