"Karena itu maka bagaimana menjaga event ini sebaik-baiknya. Kita akan bertanding di arena yang baru, meski sebuah kebanggaan, tapi biasanya venue baru perlu ada penyesuaian. Tantangan lainnya adalah bagaimana membuat stadion dengan kapasitas 16 ribu penonton itu dipenuhi penonton. Itulah sebab, mengapa kita perlu menggelar uji coba ini," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa.
Indonesia Internasional Basketball Invitational ini nantinya akan diikuti oleh empat tim peserta yakni Syria, UEA, Indonesia National Team, dan Indonesia Patriots. Mereka akan bertanding dengan jadwal dan waktu pertandingan yang disesuaikan dengan saat penyelenggaraan FIBA World Cup nanti, yakni pada pukul 16.45 WIB dan 20.30 WIB.
Indonesia mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah FIBA Basketball World Cup 2023 dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, pergelaran event level dunia tersebut akan dimainkan di tiga negara berbeda di Asia, yakni Filipina, Jepang, dan Indonesia.
Baca juga: Indonesia komitmen jadi tuan rumah Piala Dunia Basket 2023
Dalam Piala Dunia bola basket yang dijadwalkan berlangsung pada 25 Agustus 2023 hingga 10 September 2023 itu, Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk beberapa pertandingan di Grup G dan Grup H.
"Dibanding Jepang dan Filipina, bola basket Indonesia memang ada di level bawah. Namun, kita ingin agar dengan menjadi tuan rumah ini, nama Indonesia bisa sejajar dengan kedua negara tersebut," kata Budi.
Menurut Budi, sekitar sebulan menjelang FIBA World Cup 2023, beberapa persiapan akhir tengah berlangsung, mulai dari uji coba venue pertandingan, kesiapan teknis penyelenggaraan, hingga kegiatan-kegiatan lainnya guna menambah kemeriahan penyelenggaraan Piala Dunia.
Dimulai dari uji coba venue pertandingan, di mana lapangan yang berada di Indonesia Arena akan dicoba lewat penyelenggaraan "Indonesia Internasional Basketball Invitational" pada 2-5 Agustus 2023.
"Bukan hanya lapangan, tetapi juga kesiapan teknis lainnya, seperti ticketing system, arus keluar masuk penonton, emergency system dan lain-lain. Karena itu, penyelenggaraan invitasi tersebut dibuka dengan penonton untuk kategori 1-3 tetapi dengan jumlah terbatas," kata Budi.
Baca juga: Tiket Piala Dunia FIBA bisa dipesan hari ini, termurah Rp100 ribu
Selain uji coba venue dan kesiapan teknis penyelenggaraan, beberapa kegiatan lain juga turut digelar untuk mendorong lebih besar lagi animo masyarakat menyaksikan FIBA World Cup 2023. Mengingat ini merupakan kesempatan langka yang mungkin tidak akan kembali dalam waktu dekat.
"Di tiga puluh hari jelang FIBA World Cup 2023, beberapa kegiatan seperti B'ball meet up di beberapa tempat di Jakarta sudah berjalan. Kegiatan ini merupakan wadah ekspresinya para pecinta basket, lalu ada youth leader program yakni kunjungan ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan basket dan event Piala Dunia ini," tutur Budi.
Selain itu ada Trofi tour yang akan berjalan di empat kota, dimulai dari Solo pada 29 Juli, berlanjut ke Bali, Surabaya, dan berakhir di Jakarta. Kemudian ada, Substainbility program dengan carbon emission reduction dan eksibisi game bersama media," tutur Budi.
Harapannya, menurut mantan Sekjen PP Perbasi tersebut, dalam sisa waktu yang ada semua hal dipersiapkan dengan baik, karena kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah FIBA World Cup 2023 ini dinilai bisa menjadi pembuktian kepada dunia jika Indonesia mampu menggelar event basket kelas dunia.
"Bukan hanya itu, kita sebagai tuan rumah juga berusaha memberikan kenyamanan untuk penonton dari dalam dan luar negeri yang akan datang nanti. Kami berharap penonton akan antusiasi memenuhi tribun, karena ini kesempatan langka. Mari sukseskan Indonesia menjadi tuan rumah FIBA World Cup, dan semoga hal ini juga dapat menjadi trigger bagi perkembangan bola basket tanah air," ucap Budi.
Baca juga: Tur trofi Piala Dunia FIBA 2023 Indonesia akan dimulai dari Solo
Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2023