Menurut Sugehendi dari Nissan College, membuka kaca terlalu lebar justru tidak menghemat bahan bakar. Angin yang seharusnya berada di luar mobil masuk dan menghambat laju kendaraan.
"Saat berjalan angin seharusnya melewati mobil. Tapi karena kaca dibuka, angin malah jadi masuk. Angin berputar di dalam dan menghambat laju mobil," jelasnya saat ditemui di seminar "Smart Driving With Nissan Evalia St" di Kuningan, Jakarta Selatan.
Ia menyarankan bila mobil melaju dengan kecepatan di atas 60 kilometer per jam, sebaiknya kaca jendela ditutup dan menyalakan pendingin ruangan.
Bersikap agresif saat mengendarai mobil membuat konsumsi bahan bakar meningkat. Pengemudi agresif memiliki kecenderungan untuk terburu-buru tiba di lokasi yang dituju.
"Kalau kita buru-buru karena waktu terbatas kita cenderung menekan gas sedalam mungkin, semaksimal mungkin. Saat kita buru-buru kita juga cenderung menginjak gas-rem, gas-rem. Itu boros," katanya saat seminar "Smart Driving" di Kuningan, Jakarta Selatan.
Santai menurut dia adalah kunci dari eco-driving, cara mengemudi yang dapat menghemat bahan bakar.
"Kunci eco-driving di mindset. Kalai santai bisa membuka pikira supaya mobil bisa bekerja lebih efisien," tutupnya.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013