• Beranda
  • Berita
  • Ekonom: Kekhawatiran potensi nada "hawkish" Fed lemahkan nilai tukar

Ekonom: Kekhawatiran potensi nada "hawkish" Fed lemahkan nilai tukar

26 Juli 2023 21:16 WIB
Ekonom: Kekhawatiran potensi nada "hawkish" Fed lemahkan nilai tukar
Warga menunjukan uang hasil penukaran di mobil kas keliling Bank Indonesia di Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (21/3/2023). Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara meluncurkan kegiatan Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) 2023  yang berlangsung pada 21 Maret hingga 20 April 2023 dengan menyediakan uang tunai sebesar Rp867 miliar tersebut untuk memberi kemudahan bagi masyarakat dalam menukarkan uang baru. ANTARA FOTO/Andri Saputra/aww.  (ANTARA FOTO/ANDRI SAPUTRA)

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai kekhawatiran investor Indonesia terkait potensi nada hawkish dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada malam nanti melemahkan nilai tukar rupiah.

“(Hal ini) terutama karena harga perumahan di Amerika Serikat (AS) masih cenderung menguat,” ujar Josua saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.

Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,16 persen atau 24 poin menjadi Rp15.022 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.998 per dolar AS.

Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp15.015 per dolar AS hingga Rp15.046 per dolar AS.

Selain rupiah, Chinese Yuan juga mengalami pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS. Adapun Thailand Baht dan Japanese Yen cenderung menguat.

Meski demikian, Josua memperkirakan The Fed akan cenderung memberikan sinyal yang less hawkish pada pertemuan mendatang melihat situasi dari kondisi inflasi perumahan di AS.

“Inflasi perumahan di AS merupakan kontributor utama dalam kenaikan inflasi di tahun 2023,” ucapnya.

Sementara itu, analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova mengatakan  pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini dipengaruhi sikap pelaku pasar yang wait and see hasil FOMC nanti malam yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps).

Keputusan The Fed pada Juli akan diumumkan pada Rabu waktu setempat setelah pertemuan dua hari. Suku bunga acuan diperkirakan akan dinaikkan ke kisaran antara 5,25 persen dan 5,50 persen, tetapi para pedagang pasar uang terpecah atas kemungkinan kenaikan lain pada akhir tahun.

Baca juga: Rupiah tertekan karena sikap "wait and see" jelang keputusan The Fed

Baca juga: BI: Nilai tukar Rupiah lebih kuat dibanding negara lain

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023