Prosesi upacara pengukuhan guru besar adalah acara yang sangat penting, tidak saja bagi guru besar yang bersangkutan, tetapi juga bagi universitas tempatnya mengabdikan ilmu dan pengetahuan.
Mereka yang dikukuhkan sebagai guru besar adalah Prof. Antonius Cahya Prihandoko (guru besar di bidang Ilmu Kriptografi pada Fakultas Ilmu Komputer), kemudian Prof. Sholeh Avivi (guru besar bidang Ilmu Pemuliaan Tanaman di Fakultas Pertanian), dan Prof. Soni Sisbudi Harsono (guru besar bidang Ilmu Energi Terbarukan untuk Alat Mesin Pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian).
Dengan tambahan tiga guru besar baru, kini universitas yang dikenal dengan sebutan Kampus Tegalboto itu memiliki 60 guru besar dan jumlah itu berpotensi bertambah mengingat ada 19 dosen yang jabatan guru besarnya masih diproses di Ditjen Dikti Kemendikbudristek.
Dalam pidato pengukuhannya, Rektor Iwan Taruna bersyukur mendapatkan tambahan guru besar baru dan hal itu menjadi daya ungkit peningkatan akreditasi guna membangun reputasi bagi kampus setempat. Para guru besar baru diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Sesuai tradisi dalam upacara pengukuhan guru besar, maka setiap profesor membacakan pidato ilmiah yang berkaitan dengan keilmuan yang diampunya. Orasi ilmiah pertama disampaikan oleh Prof. Antonius Cahya Prihandoko yang membawakan judul "Kriptografi : Keseimbangan Perlindungan terhadap Keamanan Informasi dan Privasi".
Kemudian Prof Sholeh Avivi membawakan pidato ilmiah berjudul "Peran Bioteknologi dalam Pemuliaan Tanaman" dan Prof Soni Sisbudi Harsono membacakan orasi ilmiah berjudul "Akselerasi Penerapan Energi Terbarukan Berbasis Circular Economy Pada Alat dan Mesin Pertanian".
Pakar kriptografi
Prof. Antonius Cahya Prihandoko yang biasa disapa Prof. Anton ternyata tanpa sengaja mempelajari kriptografi saat meneruskan pendidikan jenjang magister dan doktoralnya di James Cook University, Australia.
Saat mendapatkan beasiswa di James Cook University, ia berharap bisa kuliah di fakultas yang terkait dengan matematika pula, namun ternyata fakultas tersebut tidak ada dan yang ada adalah fakultas yang mempelajari aplikasi bidang sains, technology, engineering and mathematics (STEM), sehingga ia pun mempelajari STEM khususnya bidang ilmu komputer yang memang dasarnya adalah matematika.
Gara-gara mempelajari ilmu komputer, ia bertemu dengan bidang kajian kriptografi. Berawal sang profesor yang membimbingnya tengah pulang ke Amerika Serikat, sehingga dirinya lebih banyak berdiskusi dengan pembimbing kedua Prof. Hossein Ghodosi yang merupakan pakar kriptografi.
Setelah lulus jenjang magister, Prof. Anton meneruskan jenjang doktoral di kampus yang sama dan dibimbing oleh Prof. Hossein Ghodosi lagi, sehingga ilmu kriptografi menjadi pilihan hidup pria asal Banyuwangi itu.
Kriptografi adalah ilmu juga seni dalam matematika. Kriptografi mempelajari bagaimana menjaga keamanan informasi atau pesan melalui mekanisme enskripsi dan dan deskripsi.
Baginya hal itu mengasyikkan mendalami kriptografi karena dituntut dapat membuat protokol yang aman dan tidak mudah dibobol orang lain. Selain itu, ilmu kriptografi terus berkembang sejalan dengan penggunaannya yang makin meluas dan menjadi bagian hidup sehari-hari, seperti di kartu ATM, password pada beragam gawai hingga penggunaan di bidang intelijen atau militer.
Dalam orasinya, pakar kriptografi itu menyoroti makin banyaknya aktivitas keseharian yang dilakukan di dunia maya, mulai mengunduh konten tertentu hingga aktivitas berniaga.
Biasanya setelah pembeli melaksanakan transaksi dan mendapatkan barang pesanannya, seringkali pembeli masih mendapatkan iklan hingga tawaran barang sejenis dari para penjual. Tentu saja hal itu dirasa meresahkan, bahkan menjadi mengganggu privasi jika kemudian data pembeli disebarluaskan ke pihak lain tanpa persetujuan pembeli.
Sementara di sisi penyedia konten, seringkali mereka dihadapkan pada penyebarluasan konten oleh pembeli tanpa izin, sehingga merugikan penyedia konten. Penyebarluasan konten tanpa izin juga termasuk melanggar hak atas kekayaan intelektual, sehingga dari permasalahan tersebut ilmu kriptografi berusaha hadir memberikan solusi.
Prof Anton menawarkan skema anonymous cash dan blind description. Anonymous cash, yakni sistem yang memungkinkan penjual mengetahui barang yang dibeli oleh pembeli, namun dibatasi dalam mengakses data pembelinya.
Skema itu bisa berjalan dengan bantuan penyedia token, seperti bank, sehingga pembeli memperoleh barangnya setelah membayar dengan token, sementara penjual tidak mengetahui data identitas pembelinya.
Sementara dengan skema blind description memiliki prinsip sistem kerja yang serupa. Bedanya, pembeli barang atau umumnya konten hanya bisa mengakses untuk satu konten yang telah dibelinya dengan kunci konten yang sudah diberikan penjual.
Jika pada skema anonymous cash penjual tidak tahu siapa pembelinya, namun tahu barang yang dibeli, maka pada skema blind description penjual tahu pembelinya, namun tidak tahu barang apa yang dibeli oleh pembelinya. Kedua skema tersebut diharapkan mampu melindungi privasi pembeli.
Editor Genom yang kiai
Guru besar yang dikukuhkan kedua adalah Prof. Sholeh Avivi, yang awalnya ingin menjadi seorang dokter, sehingga tak heran jika pilihan utama kuliahnya ke Fakultas Kedokteran di sebuah PTN di Jakarta. Namun, nasib berkata lain, justru Institut Pertanian Bogor yang menerimanya dan harus mempelajari pemuliaan tanaman, hingga berbuah manis menjadikannya guru besar.
Ia terus meneliti, khususnya bidang pengeditan genom. Beberapa perguruan tinggi yang menjadi lokasi penelitiannya, di antaranya Queenlands University, Australia, dan Gyeongsang National University, Korea Selatan.
Menurutnya bioteknologi saat ini berpotensi menjadi jawaban atas tantangan dunia pertanian. Di satu sisi permintaan akan produk pertanian, khususnya pangan, makin meningkat karena populasi penduduk dunia terus bertambah.
Namun, produktivitas produk pertanian menurun karena berbagai hal, seperti lahan yang makin menyusut, perubahan iklim atau serangan hama serta penyakit. Dengan bioteknologi, maka akan didapat tanaman yang unggul, adaptif terhadap iklim, tahan hama, dan memiliki produktivitas tinggi.
Salah satu teknologi pemuliaan tanaman yang bisa dilakukan dengan bioteknologi, khususnya yang kini makin berkembang adalah genome editing atau pengeditan genom, sehingga melalui prosedur tertentu peneliti akan memisahkan gen yang dianggap menghambat perkembangan tanaman, sehingga tanaman baru dapat tumbuh dengan optimal.
Atau dengan cara mengembangkan gen tertentu pada tanaman agar bisa beradaptasi dengan iklim serta memiliki produktivitas tinggi. Dengan pengeditan genom memungkinkan peneliti melakukan perubahan DNA organisme untuk mengubah sifat suatu organisme menjadi lebih baik lagi.
Ia memberikan contoh penelitian pengeditan genom yang di lakukannya dan berusaha meningkatkan kadar sukrosa dalam tanaman tomat, sehingga cita rasanya lebih manis.
Pengeditan genom juga memungkinkan menghasilkan tanaman yang lebih tahan terhadap penyakit, seperti penelitiannya mengenai virus Peanut Stripe Virus (PStV) yang biasa menyerang kacang tanah.
Guru besar ahli genom itu ternyata juga memiliki kesibukan sebagai kiai, dengan mengasuh Pondok Pesantren Putri Ma’had El Aviv. Karena lahir dan besar di dunia pesantren, bagia dia, menuntut ilmu itu wajib, bahkan jika perlu hingga ke negeri China, seperti tuntunan dalam hadits Rasulullah SAW.
Ia mengikuti pesan para guru-guru saat nyantri di pondok pesantren bahwa menuntut ilmu agama itu utama, tapi ilmu umum jangan sampai ditinggalkan. Apalagi di zaman saat ini, memiliki dasar ilmu agama yang kuat menjadi penting bagi anak-anak agar tidak kehilangan jati diri dan siap menghadapi berbagai tantangan zaman.
Ahli energi terbarukan
Kemudian Prof Soni Sisbudi Harsono, guru besar bidang ilmu energi terbarukan untuk alat mesin pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian Unej itu mengatakan bahwa sebagai negara agraris, dengan mayoritas penduduknya petani, maka Indonesia berpotensi mandiri secara energi dengan energi terbarukan, khususnya yang bersumber dari produk pertanian dan perkebunan yang melimpah.
Pemanfaatan energi terbarukan dari produk pertanian juga dalam rangka memaksimalkan program "zero waste lifestyle" atau gaya hidup pemanfaatan produk tanpa meninggalkan sampah.
Guru besar itu memanfaatkan kulit buah kopi yang selama ini hanya dibuang begitu saja oleh petani, khususnya pada saat panen raya, padahal sampah kulit kopi yang tidak diolah dengan baik akan mencemari lingkungan mengingat memiliki keasaman yang tinggi.
Menjadikan kulit kopi sebagai biopellet yang bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif, sehingga petani tidak selalu bergantung pada BBM atau gas elpiji yang harganya bisa naik jika subsidinya dicabut.
Sisa abu dari biopellet bisa dimanfaatkan sebagai bahan campuran pupuk organik, caranya ditambah dengan kotoran hewan ternak. Jadi dalam proses itu tidak ada sampah dan kebutuhan energi pun terpenuhi.
Pemanfaatan energi terbaharukan juga mendorong tumbuhnya gerakan circular economy yang berprinsip pada ambil-buat-gunakan-kembalikan, sehingga meminimalkan sampah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada.
Oleh karena itu perlu kerja sama yang baik di antara segenap pemangku kepentingan, seperti pemerintah, perguruan tinggi, dan swasta, agar pemanfaatan energi terbaharukan makin meningkat, menekan sampah organik sehingga pembangunan gerakan circular economy dapat terwujud.
Prof. Soni melihat selama ini sisa ampas minuman kopi yang dihasilkan dari kedai kopi atau kafe dibuang begitu saja. Bahkan ada yang dibuang ke saluran air yang bermuara ke sungai, padahal sisa ampas minuman kopi memiliki kadar keasaman yang cukup tinggi, dengan PH berkisar 3 sampai 4.
Ia mengajak para pemilik kedai kopi untuk memanfaatkan ampas minuman kopi karena bisa digunakan bahan pembuatan baglog budi daya jamur. dan ampas kopi juga merupakan bahan biopellet yang menjadi bahan bakar memasak di kedai kopi atau kafe.
Soni juga berharap ilmu yang didapatkan berguna bagi banyak orang, sekaligus hilirisasi hasil penelitian supaya keberadaan perguruan tinggi benar-benar menjadi manfaat bagi masyarakat.
Menapaki gelar guru besar bukan akhir dari perjalanan sebagai dosen, justru menjadi babak baru dari pengabdian mereka mengingat kini masyarakat menunggu karya dan kiprah selanjutnya dari para guru besar dengan inovasi-inovasinya untuk membangun negeri.
Menjadi profesor juga dituntut menjadi inspirasi bagi koleganya dengan berpegang pada ilmu padi, makin berisi makin merunduk, sehingga diharapkan ilmu yang dimiliki para guru besar dapat menjadikan semangat mengabdi kepada bangsa.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023