"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono, dalam keterangan, di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia gempa bumi yang terjadi pada Sabtu pukul 18.19 WIB ini memiliki magnitudo M5,1 dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,46° LU; 128,39° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 27 kilometer Barat Laut Halmahera Timur, Maluku Utara, pada kedalaman 55 km.
Pihaknya mengatakan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi batuan dalam lempeng laut Maluku dan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Morotai Selatan dengan skala intensitas III MMI, daerah Halmahera Timur dengan skala intensitas II-III MMI, dan daerah Halmahera Utara dengan skala intensitas II MMI.
Dikatakan Daryono, hingga pukul 18.40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diminta agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Baca juga: Gempa bumi magnitudo 5.2 guncang Maluku Utara tidak berpotensi tsunami
Baca juga: BMKG: Gempa M5,8 di timur laut Malut akibat deformasi kerak bumi
Baca juga: Gempa dengan magnitudo 5,0 guncang Jailolo, Maluku Utara
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023