Bank Indonesia (BI) berharap Pemerintah Provinsi Papua Barat perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari sektor non migas sebagai pendapatan asli daerah (PAD).
Kepala Kantor Perwakilan BI Papua Barat Rommy Sariu Tamawiwy di Manokwari, Papua Barat, Rabu, mengatakan sektor non migas di Papua Barat mempunyai potensi besar untuk mendongkrak PAD.
“Sebelum Papua Barat dimekarkan, sektor migas masih mendominasi PAD provinsi. Tapi setelah ada pemekaran Provinsi Papua Barat Daya maka berdampak besar pada penurunan pendapatan sektor migas. Karenanya, pemerintah perlu dorong peningkatan sektor non migas,” kata Rommy.
Menurutnya, sektor non migas di Papua Barat punya potensi besar untuk digarap bersama. Bidang pertanian misalnya, ternyata di Papua Barat banyak penikmat sirih. Hal itu menjadi sebuah potensi yang harus menjadi perhatian bersama dari pemerintah hingga petani.
“Ketika menyadari ada permintaan banyak, maka jadi peluang untuk membuat kebun sirih. Pemerintah lewat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus punya program memaksimalkan tanaman sirih.
Tidak hanya pertanian, Rommy menjelaskan, potensi sektor perikanan dan pariwisata juga harus mendapat perhatian pemerintah. Kekayaan alam yang luar biasa dari Papua Barat harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
“Sektor pariwisata, potensi Papua Barat begitu besar. Di Kabupaten Kaimana ada Teluk Triton dan Pasir Pink, di Kabupaten Pegunungan Arfak ada Danau Anggi Giji dan Gunung Botak di Kabupaten Manokwari Selatan. Kita juga bisa dorong wisata religi di Pulau Mansinam dan wisata alam Teluk Doreri di Kabupaten Manokwari ini,” jelasnya.
Rommy menuturkan, Pemprov Papua Barat perlu bersinergi dan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik dari instansi pemerintah hingga warga masyarakat untuk meningkatkan potensi yang ada.
“BI siap bersinergi dan berkolaborasi. Kami optimis bisa meningkatkan perekonomian di Papua Barat,” ujarnya.
Rommy menambahkan, langkah yang sudah diambil adalah BI bersama pemerintah terus mendorong digitalisasi UMKM di Provinsi Papua Barat. Melalui Gerakan Bangga Buatan Indonesia, pihaknya telah melakukan pelatihan-pelatihan pada UMKM di Papua Barat agar melek transaksi digital.
“Sekarang sudah era digitalisasi. BI berdiri di depan untuk mendorong sehingga digitalisasi bisa dilakukan. Dengan era digital, orang dari manapun bisa berbelanja di sini. Sehingga produk-produk kita mampu bersaing dengan produk-produk dari daerah lain,” ujarnya.
Baca juga: DPR RI harap pemda berdayakan UMKM guna perkuat ekonomi masyarakat
Pewarta: Ali Nur Ichsan
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023